Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mencoba Oatmeal Merek Captain Oats

[Artikel 6#, kategori Produk] Ini adalah bulan kedua saya mencoba oatmeal merek Captain Oats setelah sebelumnya, selama 2 tahun membuat sarapan oatmeal dengan merek Quaker. Saya mendapatinya tidak sengaja saat ingin membeli oatmeal di minimarket. 

Oatmeal Quaker saya sudah habis bulan ini (Juni) dan berencana membelinya. Saya tidak tahu bahwa ada perbedaan besar antara Alfamart biasa dan Alfamidi. 

Captain Oats hingga bulan kedua saya beli, hanya didapatkan di Alfamidi. Sedangkan bila dicari di Alfamart biasa, produk ini tidak ada.

Tergiur murah dan gratis 200 gram

Entah sejak kapan mental hemat saya jadi referensi utama untuk memilih. Apalagi oatmeal yang sudah 2 tahun menemani saya harus tersingkirkan oleh produk yang baru pertama kali saya temui.

Meski Captain Oats sudah ada sejak tahun 1960-an, entah kapan ada di Indonesia, baru kali ini saya menemukannya. Referensi oatmeal yang mudah dilihat di semua minimarket tentunya adalah Quaker. Wajar saya baru melihatnya kala mampir ke minimarket yang lebih besar (Alfamidi).

Saat Captain Oats mencuri perhatian saya, di situ saya melihat harga yang tertera lebih murah dari merek sebelah. Harganya cuma Rp40.700. Ditambah tulisan gratis 200 gram, siapa tidak kepincut kala hemat adalah prioritas agar dompet tetap terisi.

Kandungan gizi

Salah satu alasan memilih oatmeal sejak awal mengkonsumsinya adalah serat yang terkandung. Maklum, saya bukan tipe pria yang rajin memasak atau ahli di sana (memasak). Pilihan itu yang saya ambil akhirnya.

Silahkan simak sendiri kandungan gizi dari Captain Oats dari gambar di bawah ini. Yang penting, jangan berlebihan untuk mendapatkan nilai gizinya. Semua yang berlebihan tentu berakibat buruk.

Dikatakan oatmeal adalah makanan sehat, khususnya yang ingin diet. Dan juga, dapat mengontrol tekanan darah dan menurunkan kolestrol LDL.

...

Tidak ada perbedaan besar antara kedua merek, kecuali jumlah isinya yang lebih banyak untuk Captain Oats. Saya sendiri bukan orang yang mengkonsuminya sebagai menu utama sarapan. Hanya sebagai hidangan pendamping saja sebelum bekerja dini hari.

Sama seperti Quaker, produk Captain Oats ternyata juga banyak varian. Tapi sudahlah, sementara yang ini aja dulu. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat