Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Halo Juli 2021

[Artikel 92#, kategori catatan] Saya ingin menikmati dan memanjakan diri di bulan Juli. Apalagi bulan ini saya akan membuka halaman baru untuk tema satu tahun ke depan dalam bercerita maupun berkisah. Tidak ingin diribetkan hal-hal kecil maupun rengekan yang tidak jelas.

Selamat datang bulan Juli yang jatuh pada hari Kamis. Pagi ini saya melewatinya dengan bersepeda. Kekhawatiran terhadap pandemi memang belum berhenti, dan bahkan lebih mengkhawatirkan lagi.

Fisik saya sangat bagus menyapa matahari pagi. Lelah futsal tidak terasa beberapa hari kemarin. Apalagi futsal tim hari Kamis masih libur, saya punya banyak waktu untuk memulihkan diri.

Perjuangan

Tidak menyangka saya melewati perjuangan yang begitu besar bulan kemarin. Perjuangan untuk memperbaiki keadaan seseorang dan bahkan diri sendiri. Kali ini dampaknya lebih melelahkan dari bulan-bulan sebelumnya.

Pandemi menjadi sangat menakutkan. Orang-orang yang kita kenal tidak ragu membagikan kabar duka mereka lewat media sosial. Pemandangan yang tidak se-intens dari biasanya.

Bahkan, dia juga terdampak. Termasuk saudara kandung sendiri. Pikiran berkecamuk kala rumah pun tidak juga sepi karena banyak orang yang sedang mengerjakan pekerjaannya.

Ditambah salah satu orang yang mengurusi, minta antar sana sini dan hanya menyuap makan siang kala selesai dengan tujuannya membeli barang untuk keperluan tukang.

Padahal waktu yang saya buang sangat berharga dan sulit dirupiahkan. Entahlah, cobaan apa bulan kemarin sampai-sampai saya seperti tidak berada di rumah.

Biarkan saya sendiri

Satu persatu ganguan udah pergi. Dia juga sudah sembuh meski menjengkelkan kala ia kembali normal. Sifat aslinya keluar seperti anak kecil yang berharap disuap nasi. Sangat menjengkelkan kala perjuangan yang dilakukan untuknya berakhir sia-sia kala dia kembali sehat.

Pekerjaan rumah juga sudah selesai. Orang-orang sudah meninggalkan rumah sejak pagi, meski kembali karena bus yang ingin dinaiki jadwalnya harus sore hari.

Bulan Juli, biarkan saya sendiri. Kembali menjadi pria yang bergelimangan harta (kesunyian) dan bersantai sambil menikmati kopi.

Mengeluarkan isi pikiran dalam tulisan, bertualang dengan komik yang menegangkan dan sesekali tertawa riang. 

Tidak perlu mengurusi mereka yang seolah menderita. Manusia punya jalannya masing-masing, silahkan berjuang sendiri dulu. 

Juli, saya harap menjadi pria yang lebih baik lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng