Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tantangan Awal Bulan Oktober

[Artikel 32#, kategori rumah] Saya pikir saya baik-baik saja. Kesunyian yang selalu menemani kini telah pergi. Hingar bingar sampai dini hari meski tidak mengganggu, tetap saja menjadi hal berbeda dari biasanya. Sebuah tantangan untuk bertahan agar tetap waras.

Ternyata pemilik rumah yang datang Seminggu lalu lebih lama tinggalnya dari sebelumnya. Rencana yang setahun lalu sudah saya dengar, melanjutkan jenjang pendidikan, bakal terealisasi akhirnya. Saya senang bahwa itu adalah motivasi untuk terus belajar.

Benci bertanggung jawab

Selain tuan rumah, ada tamu lain yang juga tinggal di rumah. Seorang teman dan mungkin dianggap sahabat olehnya. Saya rindu kata sahabat, namun benci untuk sesaat.

Bila keadaan rumah sunyi, tanggung jawab saya untuk merawatnya, seperti menyapu, mengepel dan sebagainya bisa dilakukan terserah saya waktunya.

Kini, saya harus bekerja keras lebih sedikit. Karena dengan lebih banyak penghuni, apalagi orang bawah tidak peduli sama sekali dengan rumah, ada perasaan tidak nyaman saat terlihat tidak baik-baik saja. Saya benci menjadi orang yang bertanggung jawab.

Toilet dan kepribadian

Saya tidak suka diganggu, terutama hal pribadi dan juga toilet. Entah kenapa awal bulan ini toilet jadi sesuatu yang sangat berharga. Ketika kotor atau tidak semestinya, perasaan saya terasa tersakiti.

Beberapa bulan lalu, perasaan ini pernah saya rasakan ketika para tukang datang memperbaiki rumah. Waktu itu malah lebih dari 2 orang yang menggunakan.

Sekarang meski hanya 1 orang, saya jadi kesel sendiri. Padahal itu toilet, bukan sesuatu yang berharga seperti emas atau uang. Apakah toilet mencerminkan kepribadian?

Tantangan

Mungkin ini hanya perasaan saya saja yang sedang baper. Kesunyian yang terasa mewah, kali ini terasa direnggut dan banyak lubang.

Sebuah tantangan mengawali bulan Oktober. Saya harap dapat melewatinya dengan bijak dan penuh hormat.

Terima kasih saya diingatkan kembali untuk terus bergerak dan tidak bersantai ria.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024