Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Stress! Rumah Lagi Ada Renov

[Artikel 29#, kategori rumah] Hampir satu minggu ini rumah sedang ramai. Bukan pemilik rumah yang datang, tapi para pekerja (tukang) yang sedang merenovasi rumah. Mereka baik, tidak ada masalah sebenarnya. Hanya saja, diri saya sendiri yang terganggu dengan keadaan ramai ini.

Ketika keluarga pemilik rumah datang, saya sudah tidak enakan orangnya. Sepi yang jadi sebuah kemewahan langsung hancur karna aktivitas tidak bisa diprediksi. Jam kerja yang sudah konsisten jadi berantakan. Santai merebahkan badan sambil mengerjain kerjaan, mendadak hilang akal.

Kini, dengan kedatangan para pekerja, nambah lagi bebannya. Apalagi mereka tidak tahu perasaan saya yang lebih suka suasana sepi, ruangan yang bersih dan area yang tidak boleh disentuh.

Stress

Meski tingkat stressnya tidaklah besar, saya tetap saja terlalu memikirkannya. Lantai yang kotor, toilet yang bau, ruang makan yang diambil alih, dan kamar yang saya biarkan karna dipakai sementara.

Saya sudah berusaha berpikir positif. Fokus pada pekerjaan dan aktivitas rutin. Namun tetap saja, ada rasa enggan ketika mereka berkumpul di area tertentu yang seharusnya lebih ekslusif untuk pemilik rumah saja.

Bila kegiatan bersih-bersih dilakukan sore hari atau menjelang siang saat rumah kosong, kali ini saya ubah menjadi dini hari. Memangkas waktu produktif yang sudah dijalankan bertahun-tahun.

Karena kalau sudah pagi hingga sore, mereka sudah bekerja. Pagi, siang dan malam, adalah waktu mereka makan. Dapur yang termasuk ruangan sakral, terasa berantakan ketika mereka menggunakannya.

Mereka memasak di sana, menggunakan penanak nasi, buat kopi, mencuci piring, dan sebagainya. Saya? Berdiam diri di kamar karena sudah tidak enak suasananya.

Seperti melihat keluarga tuan rumah yang sedang sibuk memasak. Mungkin keluarga pemilik rumah saya anggap wajar, tapi ini adalah para pekerja? 

Isi otak kepala saya berdentum terus. Belum selesai urusan dapur yang sudah hampir tiap hari, giliran toilet yang kotor dan bau.

Begini rasanya jadi petugas kebersihan toilet pombensin kata saya dalam hati. Harus rajin bersih-bersih dan membuat ruangannya tetap harum. 

Satu kamar mandi, dipakai 6 orang. Bisa dibayangkan ketika orang-orang tidak merasa bersalah saat mereka lalai membersihkan setelah mandi. Putung rokok, bau amis pipis, kotoran tanah dari kaki, bercak di dinding dan sebagainya.

Yang saya lakukan? Membersihkannya meski bukan perbuatan saya. Kamar mandi yang saya anggap tempat terbaik selain di kamar terasa asing dan aneh. Ya, stress kambuh lagi. Hanya bisa mengeluh di sini.

Air PDAM

Pembayaran air bulan lalu saat tuan rumah datang bersama keluarga sudah membuat sikap hemat saya gagal. Bayar air bulanan lebih mahal dari biasanya.

Dan sekarang, saya lebih banyak menyalakan air dan menghidupkan kran. Prediksi saya bulan Juli untuk pembayaran air bakal lebih banyak lagi.

...

Ini bukan tentang sebuah kebencian atau tidak suka. Hanya tentang periode di bulan Juni yang saya pikir bisa bahagia, tenang dan nyaman menjalani hari-hari ternyata tidak bisa.

Kesalahan saya sendiri yang terlalu nyaman dengan rasa sepi kesendirian dan mandiri yang selalu bersih-bersih rumah. Mengandalkan orang bawah, rasanya sudah menyerah. Libur malah dipakai buat main game tanpa bergerak sedikitpun melihat rumah yang kotor.

Semoga bulan Juli lebih baik lagi dari bulan Juni. Saya harap demikian dan mampu melewatinya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions

Review Film Tum Bin 2 (2016)