Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tim Futsal Hari Jumat Kembali

[Artikel 75#, kategori futsal] Setelah absen lebih dari setahun karena pandemi, tim futsal hari Jumat yang saya ikuti seminggu sekali kembali bermain. Pandemi seolah tak jadi halangan buat kami yang datang, seolah sedang reuni. Saya tentu senang, namun ini juga jadi semacam tantangan.

Setelah tidak bermain dengan mereka (hari Jumat), saya mendapatkan tim futsal hari Kamis beberapa bulan belakangan. Beberapa bulan kemudian, saya juga dipertemukan dengan tim futsal hari Selasa. Praktis ada 2 kali bermain dalam seminggu.

Nah, ini jadi masalah ketika tim futsal hari Jumat kembali. Mau tidak mau bisa bermain 3 kali dalam seminggu. Selama tidak cedera atau kelelahan sih, bisa saja. Tapi bukan itu saja tantangannya, iuran setelah bermain. 

Sebagai blogger, saya tidak ditakdirkan memiliki penghasilan tetap. Beruntung salah satu tim hari, ada rekan futsal yang terus nalangi. Masa yang hari Jumat juga kudu ditalangi, kan malu juga.

Sebuah reuni

Itu adalah tantangan dan biarkan saya saja yang berpikir untuk menyelesaikannya. Hanya cerita colongan agar saya ingat betapa tidak mudahnya diri saya dibalik kelihatannya (media sosial).

Kembali tentang sebuah pertemuan yang lama tidak berjumpa. Mereka adalah teman futsal yang membawa saya kembali bermain setelah sangat jarang bermain. 

Maklum, umur membatasi lingkaran pertemanan dan juga, kesenangan terhadap futsal tidaklah sama. Mereka adalah pahlawan di saat kehidupan monoton saya yang banyak dihabiskan di balik layar laptop.

Malam ini, Jumat (11/6), jadi cerita sendiri kala mengingat kembali saat masih sering bermain bersama. Hubungan kami memang tidak terputus begitu saja. Kami punya grup WhatsApp dan saya tetap terhubung dengan mereka.

Beberapa orang tidak hadir, tapi pertemuan kembali yang pertama ini jumlah pemain yang datang lebih dari cukup. Bisa ganti beberapa tim sekaligus.

Sayangnya performa saya sedang tidak baik untuk berdiri di bawah mistar gawang karena cedera yang masih membenani beberapa minggu kemarin.

...

Pertemuan kembali tentu adalah sesuatu. Saya harap bisa mengambil bagian dari pertemuan tersebut dengan suasana menyenangkan. Syukurlah, mereka baik-baik saja semuanya. Semoga semangat olahraga ini tidak memberi ruang untuk virus masuk ke tubuh kami.

Selamat datang kembali tim futsal hari Jumat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun