Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

[Liga Inggris Pekan Ketiga] MU 0-3 Tottenham; Kekalahan Kedua Musim ini


[Artikel 66#, kategori MU] Di akhir pertandingan, bos (Mourinho) bertepuk tangan dengan penuh emosi kepada fans setia yang masih bertahan hingga akhir pertandingan. Skor telak 3-0 ini tentu saja membuat sebagian fans marah dan sudah meninggalkan tempat duduk mereka.

Kecewa, tentu saja sebagai penggemar. Mau menyalahkan dengan membuat tagar bos keluar alias berhenti, biarkan yang lain saja. Kekalahan ini tidak semuanya ditanggung oleh bos. Apalagi ada Carrick di sana yang seharusnya bisa membantu dengan pengalamannya saat bersama Ferguson.

Saya sempat berpikir bila memang bos jadi diganti, maka bayangan tentang karirnya bersama Chelsea akan terulang kembali. Sudah kasih gelar, musim berikutnya banyak menelan kekalahan tetap saja diusir alias dipecat.

Kekalahan ini juga mengingatkan saya tentang apa yang sudah dibangun dengan hebat, tidak mudah lagi berdiri dengan yang sama seperti sebelumnya.

Bedanya dengan Madrid yang meski ganti pelatih adalah pemainnya Madrid masih sama (mental juara), meski Ronaldo pergi. Warisan pelatih sebelumnya memberikan kesempatan pelatih baru untuk menunjukkan sisi lain.

Sedangkan bos, mewarisi dua pelatih baru yang menghancurkan keseimbangan tim setelah ditinggal pelatih luar biasanya. Memperbaiki sangat sulit, meski mendatangkan sang spesial.

Jalannya pertandingan

Satu kali kemenangan dan dua kali kekalahan, bakal seperti apa ke depan? Berikut jalannya pertandingan yang sudah saya rajut dari kicauan saya di Twitter. Pertandingan sendiri kick off jam 2 pagi, Selasa dini hari. 

...

Saya sempat optimis dengan babak pertama dengan formasi yang berbeda dengan sebelumnya. Tim begitu hebat saat itu. 

Namun babak kedua, petaka itu muncul. Gol sundulan Keane mengubah segalanya. Pertahanan Dengan Gea yang dielu-elukan selama ini berakhir tragis, kebanyakan kebohongan dan itu tak biasanya.

Sampai ketemu pekan berikutnya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya