Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Akhirnya Ke Luar Kota Lagi


[Artikel 80#, kategori aktivitas] Hari Rabu dan Kamis (15-16 Agustus), akhirnya saya ke luar kota lagi setelah sekian lamanya hanya menghabiskan aktivitas di kota Semarang. Dua hari tersebut benar-benar sangat melelahkan, terutama hari pertama. Salah satu kota di Jawa Tengah yang pertama kali saya datangin.

Aktivitas saya kali ini tidak dalam rangka liburan atau bersenang-senang. Bersama rekan media yang berasal dari Semarang, kami mengikuti aktivitas International Gamelan Festival (IGF) yang berkunjung ke beberapa kota. Ya, kami meliput tentang mereka. Namun konsen beberapa informasi soal budaya dari kota yang dikunjungi.

Dalam perjalanannya dari Semarang, rombongan kami sudah disediakan kendaraan yang muat sampai 15 orang. Beberapa orang saya kenal dan salah satunya yang merekomendasikan dotsemarang untuk terlibat. Terima kasih sudah membawa dotsemarang.

Kabupaten Blora, itu jauh ternyata

Saya tak berpikir bahwa perjalanan hari pertama itu begitu melelahkan. Beberapa orang banyak yang tertidur di dalam mobil karena memang suasananya mendukung. Jarak tempuh yang jauh juga menjadi alasan mengapa tidur adalah altenatif buat saya juga.

Ada dua tempat yang kami kunjungi di Blora atau Cepu. Yang pertama adalah kawasan yang masuk dalam situs sumur minyak tua atau sumur angguk. Dan kedua adalah heritage Cepu yang ada lokomotif tuanya.

Kedua tempat memiliki potensi besar tentunya. Maka tak heran kedatangan bule-bule atau turis asing yang menjadi peserta IGF ini dikemas dengan sangat menarik. 

Mereka dijamu dengan kebudayaan, jajanan tradisional hingga pengenalan tempat yang memiliki unsur sejarah dan wisata. Pokoknya mereka sangat antusias sekali.

Boyolali


Balai Kota Semarang jadi tempat pertemuan kami, sama seperti hari pertama, hari kedua juga. Dari acara ini juga saya mengenal beberapa jurnalis baru dan media baru yang namanya sudah saya tahu dari satu bulan sebelumnya.

Untuk Boyolali, agenda masih sama, waktunya tidak begitu panjang dan padat seperti hari pertama. Ini mengingat rutenya yang terhitung dekat ketimbang Blora dari arah Semarang.

Di Boyolali, tempat pertama yang dituju adalah tempat pengrajin. Di sana, Show Room Gamelan Pak Waldi, kami melihat bagaimana pengrajin membuat gamelan dan lainnya dengan cara masih tradisional.

Tempat kedua adalah SMAN 1 Boyolali. Saat kami tiba, peserta iGF sudah duduk di meja bundar yang disediakan pihak sekolah. Di depan mereka, para siswa sudah bersiap memainkan gamelan.

Tidak berhenti pada pertunjukkan gamelan, para peserta IGF diajak menjajal alat yang digunakan para siswa sebelumnya. Semacam kolaborasi dan mereka sangat fasih memainkannnya.

Sebelum makan siang tiba dan selesai sudah rangkaian acara yang saya ikuti, peserta IGF diberikan hiburan penampilan kesenian dari para siswa SMA 1 Boyolali. Bahkan, mereka diajak menari bersama mereka.

Foto cover : Irda
...

Selama perjalanan, teman duduk bangku sebelah saya adalah jurnalis perempuan yang baru lulus kuliah dan saat ini bekerja pada media baru yang sedang mencoba mendapatkan perhatian pasar Jawa Tengah.

Lama tidak keluar kota, membuat perasaan saya senang tentunya. Apalagi semua dilakukan berbarengan dengan aktivitas sebagai bloger. Ya, antara bekerja dan bersenang-senang. 

Soal lelah tubuh di hari pertama yang pulang sampai rumah hingga jam 9 malam kurang, itu adalah resiko yang harus diterima dari konsekuensi aktivitas. Saya menikmatinya saja meski sakit perut mendera malam itu.

Semoga tetap diberi kesehatan dan kesempatan lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng