Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

[Aktivitas] Arak-arakan Cheng Ho Hingga Acara Jaya Metro


[Artikel 79#, kategori aktivitas] Ketika bicara bekerja itu melelahkan, maka sudah seharusnya karena badan diajak beraktivitas. Hari Minggu (12/8) pagi, saya sudah meluncur ke Sam Poo Kong untuk melihat arak-arakan Sam Poo.

Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas sebelum jam 6 pagi. Menggenjot sepeda yang baru diperbarui rem-nya saya pikir ini berat sekali. Sepertinya ada yang salah. Biarlah, mungkin nanti kembali normal.

Berangkat dari rumah setengah 6, saya harap tidak ketinggalan mendapatkan momen seperti tahun lalu yang kesiangan. Namun yang terjadi kali ini kebalikan. 

Saat tiba arak-arakan yang kali ini pindah ke belakang untuk masuknya, seperti tahun lalu, waktunya begitu lama. Sekitar jam 7.30 baru mereka tiba. Di sini ketemu mas Ari juga yang sebelumnya ketemu di Merby Center.

Spesial hari ini, pulang dari sini sepeda yang saya parkir di tempat biasa jika saya mampir kali ini tidak bayar. Saya jadi ingat tahun lalu, saya harus merogoh kocek untuk parkir sepeda hingga 5 ribu. Itu saking padatnya kendaraan yang parkir di sana.

Lanjut aktivitas berikutnya

Ada waktu setengah jam untuk melanjutkan acara berikutnya. Kali ini saya tidak membawa sepeda, mengingat tubuh selain lelah, saya pikir acaranya di Semarang atas.

Ternyata bukan. Lot 28 yang ulasan tempatnya sudah ada di blog dotsemarang berada di daerah Singosari. Dari rumah menggunakan gojek cuma 7 ribu.

Sebelum berangkat ke acara berikutnya, saya yang di rumah memikirkan kucing saya, si Tinky yang tidak kembali lebih dari 1 hari. Tumben? Apakah diculik orang lagi. Entahlah.

Tiba di lokasi acara, saya baru tahu bahwa tempatnya memiliki ruang yang lebih luas dari apa yang saya tulis di blog. Ruangan yang diperuntukkan buat mereka yang ingin merokok dengan panggung untuk sebuah acara.

Sangat luas rupanya tempatnya. Sayangnya yaitu, kalau berharap mendapatkan suasana adem, jangan harap di sini. Kalau berharap ruangan ber-AC, gunakan ruangan utama tentunya.

Hari ini (12/8) pengembang perumahan Jaya Metro mengadakan gathering. Konsep menarik yang diberikan kepada calon konsumen untuk membeli produk perumahan mereka yang masuk tahap kedua. Ulasannya akan saya taruh di blog dotsemarang.

...

Kurang dari jam 2 siang, akhirnya saya bisa rehat di rumah. Sangat melelahkan untuk aktivitas hari ini. Di satu sisi menyenangkan dan satu lagi adalah angan-angan bahwa menjadi bloger itu seperti apa yang saya pikirkan.

Selamat hari minggu buat kamu yang terbebas dari aktivitas dan bersantai di rumah. Kata bijak hari ini, teruslah bekerja keras selama itu mampu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh