Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Familiar Wife, Drama Korea Time Travel Tentang Kehidupan Suami Istri


[Artikel 30#, kategori drama Korea] Saya pikir akan bersenang-senang dengan drama Korea ini. Tertawa, bahagia atau bahkan sedih. Lebih dari itu, tanpa sadar saya tercebur di sana. Memposisikan diri sebagai suami yang rasanya ikhlas saat diberi kesempatan kedua untuk mengulangi kehidupan tanpa dirinya (istri).

Jujur, film ini meski bisa memberi banyak tawa, namun juga ada rasa sedih haru yang terbawa suasana. Pria ini, pemeran utama, sudah berpikir kehidupan rumah tangganya yang kacau di awal cerita, akan lebih mudah dan bahagia setelah ia kembali tahun di mana mereka akhirnya tidak bersama.

Semua permasalahan yang dialami di masa kini rasanya tidak akan mudah diperbaiki. Istri yang ia nikahi dan memiliki 2 orang anak membuat kehidupannya berantakan. Si suami kebingunan memanage aktivitas dan keluarganya. Yang terjadi, kehidupan rumah tangga mereka selalu panas.

Waktu yang mundur, apakah lebih baik?


Pertemuan dengan seorang wanita cantik yang rupanya pernah disukai si suami saat kuliah, si suami berpikir apakah tentang kehidupannya dulu yang membandingkan dengan si istri yang sekarang. Apakah seharusnya bersama si wanita cantik ini?

Kesalahpahaman yang terus terjadi dalam rumah tangganya, membuat si suami merasakan tekanan yang selama ini ia tak berpikir sejauh itu melakukannya. 

Datanglah kesempatan itu dalam sebuah perjalanan naik kereta. Pria tua lusuh memberikan koin kepada si suami yang tanpa sadar koin yang diberikan dipakai saat melewati tol beberapa hari berikutnya. 

Apakah ini mimpi? Kehidupan si suami mundur hingga saat ia menjadi mahasiswa. Semua peruntungannya berubah drastis, dan rasa hormat yang selama ini didambakan akhirnya ia rasakan.

Namun ia berhasil kembali ke masa kini. Aneh, pikirnya. Ini bukan mimpi dan goresan tangan yang terkena saat jatuh ditabrak motor membekas di tangannya. Ini nyata.

Si suami girang untuk bisa kembali ke masa lalu dengan koin sisa yang masih dimiliki. Yes, berhasil. Ia kembali dan mengubah takdirnya. Si istri yang membuatnya kesal saat tinggal bersama, kini tidak lagi menjadi sepasang suami istri.

Si suami mendapatkan istri baru, wanita yang ia temui dan pernah disukai saat kuliah. cantik, tajir dan sayangnya dalam rentang pernikahannya, tidak anak untuk mereka.

Kehidupan baru yang diyakini akan bahagia tersebut rupanya hanya sebentar. Si istri yang tidak jadi istri si suami adalah wanita cantik, penyuka olahraga dan akhirnya kerja bareng dalam satu kantor.

Dilema, si suami tak menyangka si istri bisa secantik apa yang selama ini lihat di rumah saat mengurus anak dan dirinya. Hatinya mulai sedih karena selama ini si istri menderita karena dirinya.

Andai kamu punya kesempatan kedua

Beberapa film yang sama seperti cerita ini memang banyak. Namun baru ini saya menonton seperti ini. Penonton tidak saja disajikan cerita yang bertemakan time travel atau perjalanan waktu, namun juga sebuah harapan tentang ingin lebih baik.

Garis besarnya memang tentang kehidupan rumah tangga yang sudah kacau, membuat depresi, sedih dan egoisme. Diantara kisah tersebut, keduanya seolah sama-sama salah. Padahal hanya tidak ingin menunjukkan kekurangan dan dianggap kurang.

Andai kamu punya kesempatan kedua untuk memperbaiki keadaan, apa yang kamu lakukan? Mungkin saya juga akan berpikir untuk melihat wanita lain dan mencari kehidupan yang lebih bahagia. 

Apakah ini jawaban dari film yang tayang setiap hari Rabu dan kamis waktu Korea ini? Hingga tulisan ini saya buat, saya baru menonton hingga episode 9. Ya, filmnya masih tayang.


...

Saya jadi berpikir tentang sebuah perbedaan antara pria single dan berumah tangga. Rasanya menyedihkan bila saat ini mengatakan menjadi single itu suram. Padahal, pria yang sudah berumah tangga menghadapi kesulitan yang lebih komplet.

Tekanan yang mereka dapatkan 3 kali lipat. Mengurusi orang lain yang tak lain adalah istri dan anak-anaknya. Meski satu sisi mengatakan bahwa kehidupan memang tidak mudah, tapi saya harap suatu hari saat saya berada diposisi si suami, saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama.

Mengecewakan si istri yang sudah berkorban banyak untuk suami.

Gambar : Twitter

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh