Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Salah Kostum Lagi - Launching Kantor Baru JNE


[Ini adalah artikel ke-19 kategori aktivitas] Hari itu, saya sudah berusaha keras untuk sampai pada tujuan. Menggenjot sepeda dari rumah sampai lokasi acara dengan terik matahari yang di atas 30 derajat itu benar-benar tidak mudah. Dan parahnya, pakaian yang saya kenakan hari itu membuat saya tidak percaya diri. Ups..salah kostum?

Akhir pekan atau hari sabtu, tanggal 27 Agustus 2016, saya menghadiri acara peresmian kantor baru JNE Semarang. Kantor cabang utama yang sebelumnya berada di jalan Kyai Saleh pindah ke gedung baru yang lebih besar dan luas yang terletak di jalan Kumusdamoro atau Sampangan.

Saya sudah terlanjutr percaya diri untuk datang. Tak menghiraukan pakaian apa yang dikenakan selama masih sopan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.

JNE mengemas acara layaknya pesta pernikahan. Banyak karangan bunga dari kolega-kolega yang memberi ucapan. Perasaan saya langsung, duh ini salah kostum namanya.

Waktu itu saya menggunakan celana pendek setengah tiang dan kaos. Saya tidak membawa celana panjang atau batik. Coba diawal dikasih tahu bahwa acara sedikit formal.


Liputan acara bisa dilihat di sini.

Untunglah, beberapa saat mas Nuno datang. Blogger dan penyiar salah satu radio di Semarang ini rupanya naik sepeda juga ke sini. Lumayan, ada teman sambil sedit curhat soal pakaian yang tidak pantas.

Tapi untunglah, saya bisa masuk dan duduk saat acara launching. Bagian PR memperbolehkan saya ikut ambil bagian rangkaian acara yang kali ini selain jurnalis juga kembali mengundang blogger.

...

Terkadang apa yang sudah direncanakan dengan baik, masih saja meleset. Pengalaman berhaga dan lagi-lagi bicara soal mental di sini. Coba mental saya lemah, mungkin saya pilih pulang saja daripada memikirkannya.

Bila mengingat kenangan tersebut, saya selalu tertawa. Maksudnya baik, malah jadi kacau hanya soal kostum. Semoga lain waktu saya tidak salah lagi mengenakan pakaian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh