Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hari Kedua di Acara Zenvolution Indonesia : Main Games


[Ini adalah artikel ke-21 kategori aktivitas] Sepertinya saya sudah tidak sanggup lagi menulis di bagian keduanya. Sama seperti yang saya alami di hari kedua, waktu itu benar-benar lelah. Aktivitas yang biasanya cuma bersepeda dan duduk manis di depan laptop langsung berubah drastis di sini.

Saya minta maaf untuk tidak menceritakan bagaimana suasana di sana lewat halaman ini. Hari kedua sudah saya tulis di blog dotsemarang, jadi saya kira itu sudah mewakili. Selain itu alasannya lebih karena feeling yang disimpan sudah hilang untuk dikumpulkan lagi.

Semoga Anda tidak kecewa bila tiba-tiba masuk halaman ini. Tapi saya tetap beri beberapa foto yang menarik untuk saya ceritakan suatu hari kelak. Hari kedua, silahkan baca di sini.






Artikel terkait :

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Berkenalan dengan Istilah Cinephile

    [Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh