Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

14 Juli 2010, Ketika dotsemarang Pergi ke Jakarta


[Artikel 124#, kategori dotsemarang] 10 tahun lalu, dotsemarang punya cerita. 10 anak muda berusaha bertandang ke Ibu Kota. Satu tujuan mereka sebenarnya saat itu ialah diakuinya Semarang lewat dotsemarang sebagai bagian dari komunitas yang dibangun untuk meluaskan citra dari platform yang dinamakan Blogdetik.

Hari ini, diingatkan facebook. Kalau saya punya sejarah yang diupload di tempat mereka (fb). Gambar-gambar yang diunggah tanggal 14 Juli 2010 dengan pemandangan monas yang kali pertama dikunjungi.

Wajah-wajah yang masih tidak saya lupakan hari ini, meski kami semua sudah tidak terhubung lagi. Begitulah yang terjadi dalam setiap hubungan komunitas. Wajar sekarang dianggap tidak ada lagi.

Perjalanan 

Saat itu adalah perjalanan yang sempurna bagi saya dan mereka yang memiliki hasrat besar tentang dunia baru yang akan dipijaki dan bakal mengubah masa depan.

Apalagi dalam rencananya, akan mengunjungi kantor portal berita ternama, detikcom. Ya, saat itu Blogdetik merupakan bagian dari detik yang sukses menghubungkan banyak kota dalam dunia tulis menulis baik online maupun offline.

Saya adalah pria yang sangat antusias saat itu, meski kali pertamanya pergi ke Ibu Kota menggunakan kereta. Selalu ada rasa khawatir karena minimnya pengalaman berpergian, tapi saya bersyukur ketika tambahan personil yang ikut pergi adalah pria besar berpengalaman.

Saya benar-benar lupa cerita sebenarnya karena tulisan saya yang ditaruh di blogdetik tidak terangkut di halaman blog ini. Saya menerka-nerka dan mengingat sisa-sisa dari gambar yang tertera di facebook.

Bagi mereka yang berkomunitas, spanduk adalah identitas. Sangat dibanggakan dan juga dipamerkan yang terkadang orang-orang melihatnya seakan norak.

Kami berangkat dari Stasiun Poncol Semarang. Dua pendiri dotsemarang turut berpartisipasi, termasuk beberapa rekan yang turut berminat dalam perjalanan kali ini.

Saya sendiri bersama Dia yang saat itu masih menjadi kekasih. Mengajaknya juga tanpa alasan, mengingat ia juga menjadi bagian sejarah kami (dotsemarang) berdiri.

Saat itu benar-benar menyenangkan sekali. Penuh tantangan, apalagi dukungan darinya dan teman-teman yang ingin ikut membesarkan dotsemarang.

Ibu Kota

Akhirnya setelah menempuh 8 jam perjalanan, kami tiba di Ibu Kota. Suasana yang sebenarnya tidak asing bagi saya semenjak tinggal di Kota Semarang, sering kali ke Jakarta. 

Namun bersama-sama dengan mereka yang menginginkan perjalanan super hemat, baru ini dirasakan. Wajar kelas ekonomi kami pilih. Dan pemandangan pedagang saat kereta dalam perjalanan yang hilir mudik jadi cerita pembeda saat itu. Kopi mas kopi..

Pertama tiba, rasanya kami langsung menuju Monas. Ini adalah pembuktian bahwa kami sudah berhasil menyelesaikan misi yang pertama.

Rasa lapar yang sudah mengrogoti isi perut membuat kami menikmati sarapan pagi di sana yang saat itu gerbang Monas belum buka.

Setelah puas menikmati suasana monas dengan berfoto selfie, saya lupa bagaimana cerita selanjutnya. Dalam daftar kunjungan, kami memang bertemu dengan komunitas blogdetik Jakarta.
Dan kemudian, tujuan utama kami berkunjung ke kantor detikcom saat itu. Saya sudah mencari tulisan masa lampau, tapi benar-benar tidak saya temukan. Jika tidak salah, semua cerita saya tertinggal di platform blodetik.  

Ironis sekali ketika berusaha mengumpulkan sejarah yang mungkin masih berserakan untuk dapat dikumpulkan kembali, ternyata benar-benar tanpa jejak.

Cinta, pertemanan dan pembuktian

Salah satu alasan terbesar kami melintas beberapa kota untuk pergi ke Ibu Kota adalah Semarang yang saat itu masih belum terdengar hebat seperti sekarang.

Kami yang berangkat saat itu, sebagian, memang bukan masyarakat asli Semarang, tapi kami memiliki harapan besar tentang Ibu Kota Jawa Tengah yang tidak kalah dengan kota-kota besar di Indonesia.

Meski kami berangkat 10 orang, dalam situasinya, Dia tidak ikut dengan kami. Rasanya kami berpisah di Jakarta. Ia bertemu dengan saudaranya jika tidak salah.

Sebelum pergi ke kantor detik, kami menyambangi salah satu mal di Jakarta untuk bertemu dengan komunitas blogger detik Jakarta. Nama-nama seperti Ani Berta, mas Anjari dan lainnya sangat menginspirasi kami yang masih polos dalam dunia perbloggeran saat itu.

Saya sedikit dilema meski bisa tertutupi dengan antuasiasnya kami pergi ke kantor detik. Ya, Dia tidak bersama saya dan sedikit kekacauan karena kami tidak bisa pulang bersama setelah selesai kunjungan.

Di Jakarta, kami berharap banyak pada rekan kami yang saat itu tinggal di Jakarta. Anggap saja seperti penunjuk jalan yang pandai dan memberi alternatif yang lebih sederhana.

Solidaritas kami begitu tinggi saat itu. Bertemu dengan orang baru, mendapatkan pengalaman baru dan membuktikan bahwa kami pun bisa membawa nama dotsemarang dikenal hingga beberapa tahun saat masih blogdetik terus bertumbuh.

Selain bertemu dengan banyak punggawa detik dan blogdetik, termasuk pak Budi, makan siang di sini juga menyenangkan.
Ini adalah ruangan kantor detik com pada tahun 2010
Meja Mas Karmin, beliau adalah penghubung kami dan banyak membantu dotsemarang
Foto selfie dengan latar belakang halaman detik
Bertemu dengan blogger detik Jakarta, selain ini, ada mbak Ani Bertha yang belum tiba.
Mas Anjari, mas Reza dan mbak Indah Juli

*Foto cover : (Atas kiri) Amar, Igaz, Hamdun, Andrew, Choky, Firman, Deddy, Elafiq. (Bawah kiri) Dia dan saya.
...

Setelah perjalanan ini, beberapa waktu berikutnya, saya semakin sering pergi ke Ibu Kota. Membawa nama dotsemarang untuk diperkenalkan dengan menyusupi indahnya Kota Semarang untuk segera dikunjungi.

Orang-orang datang silih berganti. Menemukan tempat yang dapat menampung ekspresi, tapi tak dapat menahan saat mereka pergi. Berkomunitas berarti belajar menciptakan kepribadian, memperluas cakrawala dan menimbang masa depan di hari tua.

Sukses untuk semua orang dan doa yang selalu menyertai almarhum. 
Terima kasih telah berjuang bersama-sama, meski tidak lagi bersama.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh