Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

PHP Si Mbak Wartawan

[Artikel 18#, kategori Dibalik Layar] Sudah 1 bulan lebih, si mbak yang mengaku dari salah satu media tidak ada kabar setelah bertanya tentang harga promo di Instagram dotsemarang. Sepertinya saya kena PHP lagi. Mbok setidaknya dikabarin kalau tidak jadi karena dapat klien lain dan minta maaf semisalnya.

Lagi, saya sepertinya ditakdirkan mengulangi kejadian yang serupa. Entah karena saya terlalu baik atau terlalu polos. Begitulah saya, ketika seseorang datang dan pergi, saya tidak ambil pusing karna bukan saya yang menginginkan. Namun sebaliknya, saya akan berjuang semisal saya yang tertarik.

Rate harga dotsemarang

Awal bulan November saya sangat sumringah bila kerja sama ini deal. Alhamdulillah, karna nominal yang ditawarkan sangat menggiurkan.

Dibalik tawar menawar tersebut, saya mengakui bahwa dotsemarang tidak punya rate harga bila ditanya minta dikirimin rate harganya. 

Saya yang fokus pada blog, memang tidak terlalu mengandalkan Instagram dalam harga penawaran. Semisal ada pun, biasanya satu paket dengan blog + instagram (feed maupun stories).

Bukan saya menolak rejeki, saya hanya orang yang selalu bersyukur diberi apapun. Mau nominal dikit atau besar, bahkan tidak minta apa-apa karena ada kepentingan yang menguntungkan.

Satu bulan berlalu

Si mbak wartawan tersebut sampai tulisan ini saya buat sudah tidak ada kabar lagi. Saya beberapa kali terus melihat  percakapan kami yang masih belum saya hapus di WhatsApp. 

Saya memang tidak berupaya menghubunginya lagi, karena saya tahu semisal tidak jadi, itu hanya membuat sakit hati meski ia meminta maaf. Saya paham dengan situasi ini selama karir saya sebagai bloger.

Rencana kerja samanya bulan November, tapi tidak ada kabar. Apa yang salah? Kenapa saya bertemu orang-orang seperti ini. 

Bila tidak jadi kerja sama pun, sebaiknya tahu ETIKA atau SOPAN SANTUN. Apalagi kita tinggal di Indonesia. Saya tahu, bukan dotsemarang saya yang diajak kerja sama. Pasti, ia mencoba menawarkan ke pemilik akun lain yang sesuai kriteria.

Apa susahnya minta maaf karena tidak jadi kerja sama. Katakan saja jika sudah ada partner lain yang diajak dan disetujui klien. Saya akan memaklumi dan berusaha menerima dengan lapang dada.

Apakah si mbak sibuk? Sesibuknya seseorang, setidaknya mengerti ada hati yang menunggu agar tidak disakiti atau merasa sedih. Andai karma berlaku, saya harap ia sadar bahwa pernah melakukan kepada seseorang.

...

Aneh-aneh saja bertemu dengan orang-orang yang bertanya harga atau kerja sama. Dari mulai yang langsung bertemu hingga sekedar obrolan lewat aplikasi perpesanan. 

Sebagian besar yang membuat saya di-PHP-in sudah saya bagiin di bawah ini. Saya tidak niat buruk, saya hanya ingin berbagi pengalaman saja. Apakah ada orang lain di luar sana yang nasibnya juga dengan saya. Hanya itu alasan menulis.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh