Pria Tidak Berdaya

[Artikel 172#, kategori futsal] Malam Selasa kemarin, (1/7), futsal perdana bulan Juli bener-bener bikin jantungan. Intens, seru, tapi juga bikin dompet merintih—sepatu jebol! Beberapa wajah baru muncul di lapangan, bawa angin segar sekaligus petaka buat gawang yang dijaga.
Anak-anak ini mainnya penuh percaya diri, gocek sana-sini, umpan-umpan cantik, kayak penutup opening ceremony Olimpiade. Tapi, ya Tuhan, begitu bola lepas dari kaki mereka, gawangku jadi sasaran empuk lawan. Saya berdiri sendirian di belakang, cuma bisa pasrah lihat bola nancep berkali-kali.
Awalnya, saya begitu optimis. Permainan mereka beda level, serius. Gerakan lincah, passing akurat, kayak lagi nari di tengah lapangan dengan penonton yang histeris. Ini dia, pikirku, futsal Juli bakal diawali dengan showtime!
Tapi, mimpi indah cuma bertahan sebentar. Lawan yang kami hadapi bukan kaleng-kaleng. Gawang mereka sih kena gebuk habis-habisan, tapi begitu bola direbut, anak-anak baru ini lupa pulang buat bantu bertahan. Sekali-dua, aku masih bisa selamatkan gawang. Tapi kalau bola terus-terusan lolos, ya ambyar! Kiper mana yang tahan?
Sepatu Jebol, Jempol Lecet
Di tengah hiruk-pikuk pergantian tim, saya baru sadar: sepatu futsal udah menganga di bagian sol. Bukan cuma sobek biasa, tapi bener-bener bolong! Biasanya sih cuma lelet dikit karena lemnya aus, tapi kali ini parah.
Saya tahu penyebabnya—permainan super intens tadi. Saya harus bolak-balik lari nutup lubang pertahanan tim yang main individu ciamik tapi kerja sama nol besar. Akhirnya, sepatu menyerah.
Dengan berat hati, saya lepas sepatu dan main tanpa alas. Semangat sih masih membara, tapi apa daya, kaki jadi korban. Jempolku lecet kena sepatu lawan. Rasanya? Perih campur kesel. Tapi, ya sudahlah, demi futsal, beresiko sedikit gapapa, kan?
Pelajaran dari Anak Muda Berbakat
Saya suka sih sama pemain-pemain berbakat kayak mereka. Anak-anak kuliahan ini punya skill mengolah si kulit bundar yang bikin iri. Tapi, sayangnya, ego mereka masih lebih besar dari kerja sama tim. Mereka jago pamer skill—gocekan apik, dribel-dribel keren—tapi lupa tanggung jawab saat bola lepas. Akibatnya? Gawang yang kena getahnya.
Semoga ini jadi pelajaran buat mereka. Main futsal itu bukan cuma soal pamer skill, tapi juga soal efektivitas. Kerja sama tim jauh lebih penting daripada show-off tiap detik.
Saya yakin, kalau mereka bisa imbangin bakat dengan kedisiplinan, bakal jadi tim yang susah dilupain di lapangan. Oh iya, sepatu jebol ini kayaknya udah minta pensiun. Waktunya cari sol baru—atau beli sepatu baru sekalian?
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar