Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Jalan Kaki ke Lapangan Futsal

[Artikel 171#, kategori futsal] Tidak menyangka dan ini kali pertamanya. Saya akhirnya pergi bermain futsal dengan berjalan kaki. Terbiasa memang karena dulu sering melakukan aktivitas jalan kaki, hanya saja tidak menduga sampai ke titik ini lagi.

Selasa usai Maghrib (29/4), ini adalah jadwal futsal terakhir di bulan April. Sebuah momen yang kelak akan terus diceritakan meski ini bukan prestasi atau skill bermain yang menarik hati.

Saya pergi ke lapangan tanpa membawa sepeda yang mengalami masalah. Di mana masalah itu dari beberapa hari sebelumnya, yaitu saat main futsal hari Kamisnya (24/4).

Rantainya losss... Jadi, jika rantai diputar maka hanya rantainya saja yang berputar. Sedangkan bannya malah nggak. Terpaksa tidak dibawa kali ini dan masih menunggu rejeki untuk dapat memperbaikinya lagi.

5 km

Jarak dari tempat tinggal sampai lapangan kurang lebih 5 km. Jika tidak terbiasa, pasti akan enggan pergi dan berusaha naik ojek online sebagai alternatif. Saya bisa saja naik Ojol, namun lihat isi dompet (termasuk saldo aplikasi), sangat memprihatinkan. 

Anggap saja kali ini tanpa bersepeda sebagai latihan dan nambah porsi olahraga biar badan terus sehat. Dulu, saya menyukai olahraga jalan kaki ini. Jarak 5 km itu malah tidak seberapa. Saya dapat melakukannya lebih dari itu.

Main 3 jam

Selama perjalanan, saya sudah memikirkan ide untuk pulang masih dengan jalan kaki. Karena mikirnya selesai bermain futsal sekitar jam 9 malam, jalanan masih rame bergelimang orang. Jalan kaki tidak masalah dan aman seharusnya.

Namun ide tersebut mendadak bubar karena futsal kali ini ada banyak orang yang datang. Entah karena menjelang akhir bulan, kami bermain sampai lebih 4 tim. Satu tim berisi 6 orang. Itu artinya ada hampir 30 pemain yang berpartisipasi kali ini.

Saking banyaknya, permintaan tambahan waktu jadi solusi untuk mengatasinya. Biasanya hanya main 2 jam, mendadak jadi 3 jam. Waduh, berguman dalam hati.

Pada akhirnya ide pulang jalan kaki tidak terlaksana. Akhirnya saya pulang dengan naik Ojol. Alasannya karena selesai bermain, waktunya sudah jam setengah 11 malam. Sebodoh apa orang yang mau jalan kaki jam segitu dengan kondisi badan yang lelah. Apalagi khawatir ada apa-apa di jalan.

Ya, mau nggak mau saya meminjam uang kepada rekan lain. Kebenaran ongkos naik Ojol hanya 6 ribu rupiah karena ada voucher yang sebelumnya sudah diklaim. Saya beruntung lagi selalu ada orang baik di sekitar, terutama tim futsal.

...

Sejarah baru lagi yang saya ciptakan kali ini dalam perjalanan kisah hidup di tahun 2025. Saya tidak bersedih untuk hal ini. Semua pasti memiliki sebab akibat dan saya, hanya perlu melalui saja seperti biasa.

Sampai jumpa bulan Mei, kawan!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile