Pria Tidak Berdaya

[Artikel 4#, kategori makanan] Minggu siang, 13 April 2025, nasib baik menghampiri saya secara tak terduga. Awalnya, hanya sapaan ringan dengan pak security perumahan, seperti biasa. Tapi tiba-tiba, beliau menyerahkan sebuah nasi kotak. "Wah, makan mewah hari ini!" gumamku dalam hati. Dengan senyum, saya mengucap terima kasih sambil bergegas ke dapur, masih menyisakan obrolan singkat yang hangat.
Di perumahan perkotaan seperti ini, tradisi mengirim nasi kotak sudah jadi hal biasa. Biasanya, ini tanda ada acara—entah hajatan atau syukuran—dengan undangan terbatas untuk keluarga atau kerabat dekat. Tetangga seperti saya? Cukup menikmati kiriman makanan di rumah tanpa perlu datang ke acara.
Nasi kotak yang kuterima ini terasa seperti kemewahan. Maklum, di tengah hari-hari sederhana dengan nasi dan tempe, kehadiran nasi kotak ini bagaikan kejutan kecil yang istimewa. Bagi sebagian orang, mungkin ini hal biasa, tapi bagiku, ini lebih dari sekadar makanan—ini tentang kebaikan yang tak terduga.
Kejutan ini datang di saat saya sedang berjuang menjalani hidup apa adanya. Terima kasih untuk kiriman ini, dan maaf jika saya tak sempat hadir di acara. Kadang, hidup di perumahan begini memang lucu—tiba-tiba ada acara, tiba-tiba selesai, dan tiba-tiba pula nasi kotak mendarat di meja makan.
Semoga kebaikan ini membawa berkah untuk kita semua!
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar