Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Menu Lebaran Tahun 2025, Tempe Rebus dan Bumbu Pecel

[Artikel 17#, kategori Lebaran] Karena rumah sudah kosong, maka langkah selanjutnya menyiapkan hidangan untuk lebaran. Seperti biasanya meski kali ini ada sempat diberi uang jajan oleh si bungsu, saya tetap memilih menu hemat saja. Ya, tetap makan tempe rebus.

Biasanya beli tempe, saya akan menghabiskannya bisa sampai seminggu karena dalam mode hemat. Campurannya paling hanya nasi dan tomat atau kecap. Bagaimana dengan lebaran? Tentu, harus sedikit mewah. 

Tapi entah, saya masih ragu untuk memilih apakah akan membeli sambel tomat sachet seperti biasanya atau kecap sachet cap lele yang punya kelezatan. Namun saya memikirkan kecap plus ada lomboknya. Bingung sendiri nentuin topingnya.

Usai sholat id

Ada sedikit keteledoran usai memotong tempe jadi ukuran kecil-kecil. Saya lupa memasukkannya ke kulkas. Alhasil, setelah ditinggal beberapa jam, tempe terlihat seperti ada bulunya.

Saya mendadak khawatir takutnya beracun. Sudah masuk mode hemat, masa kudu dibuang begitu saja semua tempenya. 

Akhirnya memutuskan merebus semua tempenya ke dalam wajan. Yah, selamat kata saya dalam hati. Ke depan bakalan benar-benar makan tempe rebus. Lebaran apa ini sambil merancu dalam pikiran.

Ketika ide toping masih belum ketemu, satu hari kemudian usai sholat id di Lawang Sewu, saya memutuskan membeli pecel yang tinggal kasih air panas dan langsung dimakan.

Beli pecel bungkus seperti yang kamu lihat dalam gambar juga karena tidak menemukan kecap yang ada lombok di dalamnya. Sial, yasudah itu saja pilihannya.

Menu lebaran

Saya tidak menyangka menghabisi waktu lebaran kali ini memakan tempe rebus dengan toping bumbu kacang (pecel). Dan rencananya akan dimakan tiap hari, entah bertahan beberapa hari.

Kepulangan (mudik) si pemilik rumah memang membuat dapur kembali bisa saya gunakan. Saya dapat bereksperimen apa saja dan tidak perlu khawatir menganggu kenyamanan orang lain.

Saya bersyukur atas nikmat yang diberikan. Semoga tahun depan, ada banyak nikmat lain yang saya bisa dapatkan.

Selamat Hari Raya Idulfitri 1446 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Kalau ada sisa makanan di tempatmu, sini bagi buat saya saja. 😅

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions