Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Ketika Anak Pesantren Bermain Futsal?

[Artikel 166#, kategori futsal] Ada pemandangan menarik usai waktu bermain kami telah usai pukul 9 malam, Selasa kemarin (18/3). Sekumpulan remaja pria yang sudah memasuki lapangan, beberapa orang terlihat menggunakan sarung. Kirain bakal dilepas karena tim mereka belum lengkap. Eh, pas sudah main???

Sarung yang mereka kenakan rupanya tetap dikenakan. Tak ada yang aneh sebenarnya, hanya saja itu berbeda dan menarik dilihat.

Bahkan, ada yang terlihat menonjol diantara mereka meski tetap menggunakan sarung. Apakah karna terbiasa? Skill bermainnya mirip Messi, kaki kidal. Saya jika disuruh memakainya pun, bakal kesulitan.

Anak Pesantren

Awalnya saya mengira mereka anak kampung di sekitar yang datang ke lapangan usai sholat terawih. Usut punya usut, mereka ternyata adalah anak pesantren.

Sempat terkejut sedikit. Namun yang lebih buat terkejut adalah kehadiran angkot yang terparkir di depan bangunan gedung futsal. Lho, tumbenan.

Saat ditanyakan sama orang yang berjaga parkir lapangan futsal, angkot tersebut katanya adalah yang membawa anak-anak pesantren datang ke sini.

Wow, istimewa. Niat mereka ingin bermain futsal sangatlah perlu diapresiasi. Tidak mudah pastinya menuju ke lapangan di sini karena jarak mereka yang mungkin agak jauh.

Saya sangat respect terhadap kesungguhan mereka. Saya harap bisa melihat mereka lagi minggu depan atau waktu berikutnya. Meski rasanya itu sulit karena mereka pasti disibukkan dengan kegiatan mondok.

Tetaplah sehat dan berkeringat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Pria (Tidak) Berharga

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh