Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Futsal Kamis Masih ditemanin hujan

[Artikel 164#, kategori futsal] Setelah Selasa malam kemarin pulang kehujanan, hari Kamisnya (5/2), eh berangkatnya masih ditemanin hujan. Apakah masih berkah imlek?

Diantara banyaknya bola yang bisa dihadang, ada satu momen yang mungkin akan lama dikenang. Momen yang seharusnya tidak perlu berjuang sekuat tenaga, toh ini hanya having fun.

Jadi, setelah sukses menghadang pemain lawan melesakkan bola. Eh, bolanya ketepis ke pemain lawan lainnya. Jarak kurang dari 2 meter yang sudah saya tinggalin dari gawang terasa lubang besar yang seharusnya dimanfaatkan lawan untuk segera menendang. Gawang sudah kosong, posisi saya sebagai kiper ada di kanan.

Hanya persekian detik untuk memutuskan apakah harus menerjang ke arah gawang atau membiarkan bola diceplos dengan mudah.

Tidak dong, naluri saya berkata untuk segera membalikkan badan dan menerjang arah bola yang ditendang. Dan benar! Keputusan menutup arah bola sukses membuat bolanya berubah arah dan menjadi tendangan sudut saja.

Tapi, jari tengah dan manis saya seakan mau patah. Saya tidak mengepal saat menepis bola sambil sedikit terbang ala-ala superman. Untung saja itu hanya nyeri biasa, paling dikasih balsem beberapa hari kemudian sudah normal.

Saya luar biasa untuk sesaat. Memuji diri sendiri. 😅

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile