Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Kamis Masih ditemanin hujan

[Artikel 164#, kategori futsal] Setelah Selasa malam kemarin pulang kehujanan, hari Kamisnya (5/2), eh berangkatnya masih ditemanin hujan. Apakah masih berkah imlek?

Diantara banyaknya bola yang bisa dihadang, ada satu momen yang mungkin akan lama dikenang. Momen yang seharusnya tidak perlu berjuang sekuat tenaga, toh ini hanya having fun.

Jadi, setelah sukses menghadang pemain lawan melesakkan bola. Eh, bolanya ketepis ke pemain lawan lainnya. Jarak kurang dari 2 meter yang sudah saya tinggalin dari gawang terasa lubang besar yang seharusnya dimanfaatkan lawan untuk segera menendang. Gawang sudah kosong, posisi saya sebagai kiper ada di kanan.

Hanya persekian detik untuk memutuskan apakah harus menerjang ke arah gawang atau membiarkan bola diceplos dengan mudah.

Tidak dong, naluri saya berkata untuk segera membalikkan badan dan menerjang arah bola yang ditendang. Dan benar! Keputusan menutup arah bola sukses membuat bolanya berubah arah dan menjadi tendangan sudut saja.

Tapi, jari tengah dan manis saya seakan mau patah. Saya tidak mengepal saat menepis bola sambil sedikit terbang ala-ala superman. Untung saja itu hanya nyeri biasa, paling dikasih balsem beberapa hari kemudian sudah normal.

Saya luar biasa untuk sesaat. Memuji diri sendiri. 😅

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya