Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Pinjaman Baru di Tahun 2025

[Artikel 10#, kategori Keuangan] Babak baru perjalanan saya dengan pinjol baru saja dimulai. Padahal baru dilunasin di awal bulan Februari. Seperti yang saya katakan di artikel sebelumnya, saya ibarat gali lubang tutup lubang. Menghela nafas sejenak.

Saya sangat berhati-hati untuk kali ini. Tidak memakai uang sembarangan meski rasanya juga sulit. Setelah dihitung-hitung, saya punya nafas hanya hitungan kurang dari 5 bulan. Semoga saja ada pemasukan dalam perjalanannya.

Alasan kembali pakai pinjol

Dulu saya bisa beralasan karena musibah. Sekarang rasanya ini adalah solusi dari berbagai kisah-kisah yang dijalanin. Sulit untuk mengakui bahwa aktivitas saya sebagai bloger hanya berdasarkan cinta dan rasa syukur.

Karena ujung-ujungnya, saya tetap butuh uang. Dengan uang, saya bisa makan dan beli paket internet. Fokus saya tahun ini adalah keduanya.

Selain itu, saya sudah tidak dapat subsidi dari rumah yang saya tinggalin seperti yang biasanya berjalan dari tahun 2007 saat menginjakkan kaki di Kota Semarang.

Antara sedih dan mau marah, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Lawong tinggal di rumah sudah gratis dan memakai fasilitasnya juga (seperti listrik, mesin cucui dsb). Anggap saja ini adalah jalan hidup. Terkadang yang terjadi hanya perlu disyukuri saja. 

Tantangan pinjol 

Bulan terakhir tagihan pinjol sebelumnya sebenarnya jadi alasan utama juga karena pemasukan saya yang benar-benar nihil. 

Ketika mengambil pinjaman kembali, saya sudah dihadapkan tagihan-tagihan lain yang ternyata masih ada. Terutama di SPaylater. Itu kesalahan saya yang tidak menyangka pembelian kuota yang dulu masih ada karena menggunakan pembayaran cicilan.

Plus, tagihan bulanan dari iPhone 6s yang juga masih ada. Ponselnya sudah rusak parah dan saya harus menanggung derita pembayarannya. Apesnya.

...

Satu tahun ke depan akan jadi sebuah tantangan besar. Apakah saya bisa menghemat dan berharap ada pemasukan datang dalam beberapa bulan kemudian. Jika tidak, saya terpaksa jual beberapa aset lainnya.

Beberapa orang sepertinya sadar dengan keresahan saya dan mengulurkan tangannya. Sayangnya solusi yang diberikan harus dibayar mahal dengan cara saya melepaskan dotsemarang.

Saya sangat berterima kasih dengan usaha mereka. Ternyata ada yang peduli dengan saya. Namun terpaksa saya menolaknya untuk sekarang. Saya tahu bahwa keputusan saya ini bodoh dan keras kepala.

Tapi, melepaskan dotsemarang setelah upaya saya selama 14 tahun menjaganya, rasanya itu seperti membunuh hasil kerja keras saya selama ini. Ada banyak pengorbanan di sana. Sulit untuk dijelaskan di sini.

Mari berjuang dan saling dukung. Doakan saya bisa terus dilancarkan rejeki dan sehat badannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile