Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo, bulan Februari 2025

[Artikel 148#, kategori catatan] Usai Kota Semarang ditemani cuaca yang dingin dalam beberapa hari terakhir karena momen Imlek, akhirnya awal bulan Februari, cuaca kembali normal. Tidak ada hujan meski prediksi prakiraan cuaca tanggal 1 yang jatuh hari Sabtu, Kota Semarang akan turun hujan.

Halo, bulan Februari. Keadaan saya baik-baik saja dan kondisi badan sangat baik karena ada jeda sehari usai futsal Kamis malam. Ditambah hujan yang mengguyur Kota, istirahat saya sangat bagus. Dalam 2 hari terakhir, saya bisa tidur siang. Sungguh itu kenikmatan yang tiada terkira.

Bernafas lega sesaat

Mengawali awal tahun di bulan Januari, keuangan saya praktis kosong karna tidak ada pemasukan sama sekali. Tidak ada undangan, job online atau pendapatan lain yang receh-receh. Sungguh ironi jika bicara betapa rajinnya saya selalu duduk di depan laptop demi menjaga konsistensi.

Selain itu, saya sedikit bernafas lega juga. Pembayaran pinjaman online setahun saya akhirnya berakhir di bulan Februari. Perjalanan yang tidak mudah demi bisa terus membayar. Ada banyak pengorbanan dilakukan dan senang bisa selesai hari ini.

Sayangnya, saya akan kembali memulai pinjaman baru. Ibarat tutup lubang, gali lubang baru. Mau gimana lagi, saya menganggap pinjol sudah seperti investasi dalam mengarungi perjalanan kreativitas.

Tahun ini rasanya akan lebih berat namun saya siap dengan segala resikonya. Saya tidak berpikir bahwa saya terjerat pinjol. Ini hanyalah hal normal untuk pekerjaan sebagai bloger yang dianggap freelance.

Gagalnya investasi

Saya berharap bisa mengulang waktu demi mengembalikan nilai investasi saya lewat hape iPhone 6s yang saya beli di akhir tahun 2024.

Gara-gara jatuh dan akhirnya kelindes roda kendaraan, hapenya rusak parah. Jika diperbaiki, masalah lain akan muncul karna dipastikan biayanya sama seperti beli hape iPhone lagi. Mungkin akan lebih.

Saya sudah ikhlas dengan data yang sulit diambil karena keadaannya juga sudah tidak memungkinkan. Entah kenapa saya bisa apes di bulan Januari. Semoga tidak terjadi di bulan Februari.

Bulan romantis

Setelah melewati tahun 2024 tanpa status berpasangan, kali ini saya semakin pesimis apakah tahun ini juga akan berakhir tanpa memiliki pasangan.

Bulan Februari sudah di depan mata. Bulan yang konon diisi dengan semangat romantis. Sepertinya saya skip saja. Saya sadar di umur yang sebentar lagi menginjak 39 tahun, mengejar cinta akan lebih sulit.

Impian-impian romantis yang selama ini diharapkan terasa hambar. Apa yang mau diharapkan dari laki-laki miskin di era sekarang? Meski begitu, saya percaya ada wanita yang bisa ditemukan sesuai kriteria yang dapat menolong saya kelak.

...

Saya terus digoda untuk pindah kerja karena dianggap sudah sangat menderita. Saya juga terus dianggap sudah sangat kurus meski sudah dikatakan beberapa kali.

Tahun 2025 sudah berjalan di bulan ke-2. Saya harap kerja keras saya terbayar tahun ini meski saat membaca ramalan shio, nasibnya tidak akan bagus.

Hidup saya sudah seperti kata bijak yang sering didengar, yaitu sudah jatuh ketimpa tangga. Keras kepalanya saya untuk tetap bertahan bukan karena saya takut atau khawatir.

Melainkan cara saya bersyukur masih bisa menjaga apa yang saya mulai dan mempertanggung jawabkannya. Kelak, saya akan berkata lelah dan terima kasih apabila memang sudah sulit menjaganya (dotsemarang).

Dukung saya, beri semangat tapi jangan suruh saya berbalik. Saya berjalan tanpa dukungan sama sekali saat ini. Tidak mengandalkan keluarga, atau orang dalam. Jadi, percaya saja dulu terhadap saya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya