Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Alhamdulillah, Bisa Makan Opor Ayam di Bulan Puasa


[Artikel 2#, kategori makanan] Bukan lebaran seperti yang didamba-dambakan, melainkan bulan puasa dari sebuah masjid. Bersyukur sekali bisa makan opor ayam lebih cepat dari yang diharapkan. Maklum, lebaran memang identik dengan makanan kaldu berwarna kuning ini. 

Rabu malam (26 Maret), usai menjalankan ibadah sholat Maghrib, seperti biasanya saya langsung bergegas menuju ruang khusus sisi lain dari ruangan utama Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Nasi kotak yang didapat sebelum waktu berbuka sudah tak tertahankan untuk disantap. Gairah laparnya lebih besar dari malam-malam sebelumnya. Ya, itu hanya karena menu kali ini adalah Opor Ayam.

Sudah beberapa kali saya menulis tentang hidangan ini di blog. Terutama menjelang lebaran. Alasannya sederhana mengapa saya jarang makan opor. Selain tidak bisa memasak, juga lagi sendiri saat lebaran.

Mendapatkannya sebelum lebaran, tentu adalah anugerah. Meski porsinya juga tidak banyak dan saya lebih menyukai bagian dada apabila ada pilihan. Sayangnya, itu tidak diperbolehkan.

Dikasih saja syukur, malah mau minta lebih.

...

Nasi kotak ini diberikan kepada jamaah yang berbuka puasa di MAJT. Tiap hari, menunya selalu berganti-ganti.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat