Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Iduladha 1445 H

[Artikel 15#, kategori Lebaran] Suara takbir yang selalu dirindukan begitu terasa sampai dalam sanubari. Meski suasana rumah agak sepi kali ini, niat sholat id selalu membuncah. Sampai-sampai bingung menentukan di mana tempat untuk sholatnya kali ini.

Haha... saya tertawa dalam hati ketika langkah pasti kami, saya dan si bungsu (pemilik rumah) berjalan menuju tempat sholat yang tak jauh dari tempat tinggal kami. 

Ini alasan saya tertawa. Sholatnya sudah selesai kata orang yang saya kenal sedang berbincang dengan beberapa orang di depan kami. Tuh, kan telat. 

Tidak mengikuti niat dalam hati

Akhirnya langkah kaki kami putar kembali menuju rumah. Haha.. saya masih tertawa karena bukan saja gagal sholat, tapi juga gagal mengikuti kata hati yang menganjurkan saya seharusnya pergi sholat id ke Simpang Lima.

Alasan telat sebenarnya karena menunggu si bungsu yang telat bangun. Mungkin dampak dari si istri yang tidak bersamanya karena pulang ke kota Samarinda. 

Beberapa kali lebaran, ada kedatangan keluarga, sehingga semangatnya ada. Kali ini sangat berbeda dan semangat itu sedikit mengendur. Akhirnya saya ikut terdampak.

Andai saja saya mengikuti kata hati seperti tahun-tahun sebelumnya yang pergi sendiri memakai sepeda, mungkin berbeda cerita.

Presiden sholat di Simpang Lima

Perasaan salah saya semakin besar karena ada Presiden sholat di Simpang Lima. Saya benar-benar seperti kena pukulan hook dalam tinju yang bertubi-tubi.

Andai saja...andai saja. 

Menyesal selalu belakangan. Jika saya bisa sholat di sana, tentu pengalaman kali ini bisa lebih menarik untuk saya tulis di blog.

Suasana Presiden Jokowi sholat id di Simpang Lima sudah saya posting di blog dotsemarang. Artikelnya ada di bawah nanti. Gambar-gambarnya diambil dari akun Instagram resmi beliau.

...

Iduladha tahun 2024 jatuh pada hari Senin, tanggal 17 Juni. Kali ini ada alasan untuk tidak futsal karena ada momen lebaran. Suasana di rumah sangat tenang dan saya menyukainya. Mari berjumpa tahun depan lagi. Dan tentu, tidak telat lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh