Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo, Juni 2024

[Artikel 135#, kategori catatan] Ada banyak kekhawatiran yang saya alami di bulan Mei. Syukurlah, bulan sudah berganti. Berarti ada harapan baru meski juga akan ada tantangan baru juga. Saya harus siap, apapun kondisinya.

Selamat datang bulan Juni, bulan keenam. Sudah setengah tahun berjalan tahun 2024. Waktu terasa cepat? Tidak-tidak. Waktu malah sangat kurang buat saya karena tiap bulan ada yang saya harus bayar. Oh ya, cuaca Kota Semarang sangat cerah hari ini. Apalagi akhir pekan. Ya, tanggal 1 Juni jatuh pada hari Sabtu.

Tekad

Saya sudah memikirkannya secara mendalam. Saya akan keluar dari rumah di mana saya tinggal hingga hari ini. Namun itu tidak sekarang. Target saya di umur 40 tahun atau 2 tahun dari sekarang.

Saya tak pernah memikirkan akan keluar dari rumah ini sebenarnya. Apalagi pekerjaan saya bersama dotsemarang masih seputar Semarang.

Namun keadaan semakin ke sini sudah berubah. Ada perasaan tak nyaman yang saya rasakan. Tidak peduli betapa lamanya saya tinggal di sini. Tetap akan kalah dengan status siapa penghuni aslinya.

Saya merasa sedih. Bahkan, tak tahu apa yang akan terjadi jika pergi nanti. Kemana saya akan tinggal dan bagaimana nasib dotsemarang.

Jangan sakit

Mungkin kamu akan setuju apabila jadi saya yang hidup hanya mengandalkan keberuntungan semata. Uang di dompet nggak ada, tabungan apa lagi dan malah berharap belas kasih orang lain.

Bulan Mei benar-benar jadi pukulan keras ketika maag saya kambuh. Bukan sekali, tapi dua kali. Yang tambah buat menderita adalah stok makanan habis. Padahal saya butuh nasi saja buat makan sehari-hari.

Entah kenapa saya apes sekali. Maka dari itu, ketika masih miskin gini, tolonglah jangan sakit. Bukan hanya mengganggu aktivitas, tapi juga tidak akan ada yang menolongmu di samping.

Juni, tolong rawat saya. Biarkan saya menjalani hari-hari penuh dengan semangat dan mental kuat. Saya ingin kedua modal tersebut menjadi alasan kuat untuk saya bisa mendapatkan uang.

Uang memang bukan segalanya. Tapi dengan uang, saya bisa beli segalanya. Bahkan sebuah pertemanan dan kepercayaan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh