Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo, Juni 2024

[Artikel 135#, kategori catatan] Ada banyak kekhawatiran yang saya alami di bulan Mei. Syukurlah, bulan sudah berganti. Berarti ada harapan baru meski juga akan ada tantangan baru juga. Saya harus siap, apapun kondisinya.

Selamat datang bulan Juni, bulan keenam. Sudah setengah tahun berjalan tahun 2024. Waktu terasa cepat? Tidak-tidak. Waktu malah sangat kurang buat saya karena tiap bulan ada yang saya harus bayar. Oh ya, cuaca Kota Semarang sangat cerah hari ini. Apalagi akhir pekan. Ya, tanggal 1 Juni jatuh pada hari Sabtu.

Tekad

Saya sudah memikirkannya secara mendalam. Saya akan keluar dari rumah di mana saya tinggal hingga hari ini. Namun itu tidak sekarang. Target saya di umur 40 tahun atau 2 tahun dari sekarang.

Saya tak pernah memikirkan akan keluar dari rumah ini sebenarnya. Apalagi pekerjaan saya bersama dotsemarang masih seputar Semarang.

Namun keadaan semakin ke sini sudah berubah. Ada perasaan tak nyaman yang saya rasakan. Tidak peduli betapa lamanya saya tinggal di sini. Tetap akan kalah dengan status siapa penghuni aslinya.

Saya merasa sedih. Bahkan, tak tahu apa yang akan terjadi jika pergi nanti. Kemana saya akan tinggal dan bagaimana nasib dotsemarang.

Jangan sakit

Mungkin kamu akan setuju apabila jadi saya yang hidup hanya mengandalkan keberuntungan semata. Uang di dompet nggak ada, tabungan apa lagi dan malah berharap belas kasih orang lain.

Bulan Mei benar-benar jadi pukulan keras ketika maag saya kambuh. Bukan sekali, tapi dua kali. Yang tambah buat menderita adalah stok makanan habis. Padahal saya butuh nasi saja buat makan sehari-hari.

Entah kenapa saya apes sekali. Maka dari itu, ketika masih miskin gini, tolonglah jangan sakit. Bukan hanya mengganggu aktivitas, tapi juga tidak akan ada yang menolongmu di samping.

Juni, tolong rawat saya. Biarkan saya menjalani hari-hari penuh dengan semangat dan mental kuat. Saya ingin kedua modal tersebut menjadi alasan kuat untuk saya bisa mendapatkan uang.

Uang memang bukan segalanya. Tapi dengan uang, saya bisa beli segalanya. Bahkan sebuah pertemanan dan kepercayaan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat