Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Makan Daging Kurban Lagi

[Artikel 16#, kategori Lebaran] Tidak menyangka daging kurban kembali menghampiri saat sore hari masih di momen hari lebaran (17/6). Saya dan si bungsu yang akan mencari makan mendadak didatangi security rumah yang memberikan daging kurban. Wah, senang sekali.

Ini adalah kali keduanya saya menerima potongan daging kurban yang sebelumnya saya terima pada tahun 2020. Sebenarnya ada beberapa kali, hanya saja yang saya terima secara pribadi baru 2 kali.

Seminggu full daging

Saya semakin yakin dibalik penderitaan pasti ada kebahagiaan. Saya yang sedang mode berhemat tahun ini karena pemasukan yang seret, mendadak bisa makan daging selama seminggu. 

Tentu saja, saya tidak bisa memaksimalkan potensi dagingnya karena keterbatasan kemampuan memasak. Jadinya saya hanya memasaknya secara manual dengan cara sederhana.

Setelah dipotong-potong menjadi bagian kecil usai dagingnya dibersihin, langkah berikutnya memanaskan alat memasak yang sudah diberi minyak. Karena alatnya bagian atasnya tidak lengket, saya kasih minyak goreng seadanya dengan menyebarkan ke seluruh bagian pancinya.

Setelah dirasa panas, baru deh satu persatu dimasukkan dagingnya. Seperti cara membakar daging ala-ala BBQ. Hanya beda caranya yang sangat sederhana. Haha.. saya tahu apa yang kamu pikirkan.

Cara memasak ini saya lakukan selama seminggu. Sarapan dan makan siang, semuanya serba daging. Itu luar biasa nikmatnya. Meski sempat ada sakit perut juga sih, untung bisa diatasi dengan kesigapan.

Campur kecap

Saya mungkin sudah disisihkan oleh para wanita yang ingin mencari calon suami yang bisa memasak. Kemampuan ala kadarnya ini memang tidak menarik, tapi saya tak memikirkan itu. Yang penting perut saya terisi dan saya kenyang.

Sebelum daging kurban datang, makan hari-hari saya sangat sederhana. Hanya makan tempe dan timun hari-hari begitu membosankan. Makanya saya sangat bahagia dengan datangnya daging kurban ini.

Setelah daging terbakar dengan baik, saya memakannya dengan nasi dan kecap manis. Kebenaran ada sisa sambel yang dapat dicampur dengan kecap. Lalu, diulek sedikit dan jadilah bumbu kecap pedas.

Sumpah, itu nikmat sekali. Apalagi semingguan makan daging. Meski saya tidak enak juga sama si bungsu saat menerima daging, ada dia juga. Sayang karena kesibukannya, ia jarang di rumah.

Mau menghidangkan buatnya pun, mungkin beliau tidak mau. Mana ada cara masak begini yang bisa dinikmati orang lain selain diri sendiri. Maafkan saya yang telah menghabiskan semua dagingnya.

...

Selalu ada hikmah dari apa yang terjadi hari ini. Semenderita apa pun, tetaplah sabar dan tegar. Karena tidak kita duga, esok harinya ada momen kebahagiaan yang akan kita terima.

Saya yakin sekali dengan itu. Percaya saja dan teruslah berjuang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh