Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Iduladha 1444 H

[Artikel 13#, kategori Lebaran] Kehangatan yang dirasakan lebaran idulfitri kemarin kembali dirasakan saat lebaran iduladha tahun 2023 ini. Keluarga utama pemilik rumah seperti sebelumnya yang saya ceritakan, mereka merayakannya di rumah Semarang.

Saya masih ingat iduladha tahun lalu (2022), saya melaksanakan ibadah sholat id di Masjid Kauman. Suasana rumah masih sepi dan saya menyukainya.

Penuh kehangatan

Entah mengapa saya melihat tahun 2023 ini penuh dengan kehangatan. Apakah karena anak bungsu dan keluarga kecilnya yang semenjak tinggal di rumah menarik keluarga utama untuk terus berdatangan. Atau memang tahunnya yang menyenangkan.

Satu sisi, saya sedikit menyukainya karena lebaran penuh makna. Meski tubuh bakal dipaksa bekerja keras dari biasanya yang terlanjut hidup dalam kesunyian.

Sisi lain, ketenangan yang jadi pemakluman pria di usia 30-an yang saya agung-agungkan menjadi terganggu. Saya merindukan rumah yang sunyi tanpa perlu sembunyi-sembunyi.

Sholat id di MAJT

Cerita ini belum selesai karena saat menulis ini, waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi. Itu artinya masih beberapa jam lagi sebelum pergi ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang kami rencanakan sholat id di sana.

...

Meja dapur terisi penuh makanan. Sebuah kemewahan yang sudah lama tidak saya rasakan setiap lebaran beberapa tahun belakangan. Saya tahu bahwa saya hanya bagian kecil dari keluarga pemilik rumah.

Namun tetap saja, saya bersyukur menjadi bagian dari mereka yang begitu saling menyangi sesama keluarga. Terima kasih sudah menunjukkan kehangatan kepada saya saat harus berjuang menjadi tegar karna keluarga sendiri yang tidak bisa diandalkan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh