Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Hari Kamis, Rawan Cedera

[Artikel 116#, kategori futsal] Hampir 2 bulan terakhir ini tiap bermain futsal, ada saja cedera yang menghampiri. Entah karena diri sendiri atau benturan sesama pemain. Padahal main hari Kamis lebih santai ketimbang hari Selasa. Lalu, apa penyebabnya?

Kamis kemarin (15/6), dua lutut saya jadi korban kembali. Gara-garanya karena ada 2 situasi. Yang pertama karena diri sendiri saat berusaha menangkap bola. Posisi saya sudah salah langkah dan mau nggak mau ada pergerakan berlebihan.

Mantabs! 2 lutut saya langsung kesakitan. Posisinya lutut jatuh menghantam lapangan yang padahal berumput. Sangat keras sekali dan sangat khawatir karena dulu pernah cedera lutut.

Situasi kedua saat berhadapan dengan rekan yang menjadi lawan. Saat berusahan membawa bola, saya menipunya namun kakinya malah menghantam lutut bagian tengah. Sakit sekali bagian ini sampai-sampai menjadi memar berwarna merah.

Entah ada apa hari Kamis ini, rasanya seperti sedang sial saja. Apakah saya terlalu bersemangat atau menganggap remeh.

Kamis yang lebih santai

Main hari Kamis sebenarnya lebih santai karena diisi generasi milenial ke atas dari usia 30-an hingga hampir 40-an.

Berbeda dengan hari Selasa, meski ada sebagian milenial akhir, namun cukup banyak milenial awal dan gen z yang berpartisipasi.

Tensinya tentu lebih keras hari Selasa karena semangatnya lebih besar. Berbeda dengan hari Kamis yang lebih santai dan canda tawa.

Itu yang saya pikirkan, namun tetap saja diantara keduanya yang mendatangkan banyak cedera malah hari Kamis. Jadi bingung sendiri.

...

Sepertinya pengalaman cedera ini tidak semua rekan futsal yang mengalaminya. Itu berarti memang saya saja yang terlalu berlebihan saking antusiasnya. Semoga sehat selalu dan tidak terjadi apa-apa setiap main hari Kamis.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun