Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Hari Kamis, Rawan Cedera

[Artikel 116#, kategori futsal] Hampir 2 bulan terakhir ini tiap bermain futsal, ada saja cedera yang menghampiri. Entah karena diri sendiri atau benturan sesama pemain. Padahal main hari Kamis lebih santai ketimbang hari Selasa. Lalu, apa penyebabnya?

Kamis kemarin (15/6), dua lutut saya jadi korban kembali. Gara-garanya karena ada 2 situasi. Yang pertama karena diri sendiri saat berusaha menangkap bola. Posisi saya sudah salah langkah dan mau nggak mau ada pergerakan berlebihan.

Mantabs! 2 lutut saya langsung kesakitan. Posisinya lutut jatuh menghantam lapangan yang padahal berumput. Sangat keras sekali dan sangat khawatir karena dulu pernah cedera lutut.

Situasi kedua saat berhadapan dengan rekan yang menjadi lawan. Saat berusahan membawa bola, saya menipunya namun kakinya malah menghantam lutut bagian tengah. Sakit sekali bagian ini sampai-sampai menjadi memar berwarna merah.

Entah ada apa hari Kamis ini, rasanya seperti sedang sial saja. Apakah saya terlalu bersemangat atau menganggap remeh.

Kamis yang lebih santai

Main hari Kamis sebenarnya lebih santai karena diisi generasi milenial ke atas dari usia 30-an hingga hampir 40-an.

Berbeda dengan hari Selasa, meski ada sebagian milenial akhir, namun cukup banyak milenial awal dan gen z yang berpartisipasi.

Tensinya tentu lebih keras hari Selasa karena semangatnya lebih besar. Berbeda dengan hari Kamis yang lebih santai dan canda tawa.

Itu yang saya pikirkan, namun tetap saja diantara keduanya yang mendatangkan banyak cedera malah hari Kamis. Jadi bingung sendiri.

...

Sepertinya pengalaman cedera ini tidak semua rekan futsal yang mengalaminya. Itu berarti memang saya saja yang terlalu berlebihan saking antusiasnya. Semoga sehat selalu dan tidak terjadi apa-apa setiap main hari Kamis.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh