Catatan
Halo April 2025
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 150#, kategori catatan] Saat kembali setahun lalu di bulan yang sama, keadaannya tampak berbeda dengan sekarang. Tahun lalu penuh kegembiraan tapi juga kekhawatiran, tapi tahun ini penuh kesunyian tapi kegembiraan. Bisa berubah gitu ya?
Halo, April 2025 yang jatuh pada hari Selasa (1/4). Karena masih hari ke-2 lebaran, tentu tidak ada status seperti biasanya yang saya tulis dengan kalimat 'berjibaku di lapangan futsal'. Apakah futsal perdana bulan ini jatuh pada hari Kamis?
Entahlah, saya harap bisa segera bermain karena kalau kelamaan libur khawatirnya perasaan tenggelam dalam kesunyian akan membuat saya lupa bagaimana tertawa.
Hidangan hari raya
Tahun lalu memang lidah saya sangat dimanjakan saat menjalani lebaran. Namun sekarang tentu tidak lagi. Untuk itulah saya menyiapkan hidangan sendiri berupa bumbu pecel dan tempe.
Rasanya ini juga termasuk mewah karena beberapa edisi lebaran dalam 5 tahun sebelumnya, saya pernah hanya makan mie saja. Dan setidaknya, keinginan makan opor sudah terpenuhi saat di bulan puasa saat buka di salah satu masjid di Kota Semarang.
Bumbu pecel yang saya beli harganya lumayan bisa beli beras 1 kg. Sedangkan tempe, sudah terbeli sebelumnya beberapa hari usai mengantar si bungsu dari bandara.
Hanya mencampur kedua bahan dan tinggal makan, tidak ada yang spesial karena saya juga bukan ahli masak. Setidaknya makan tempe yang diiris-iris kecil kali ini punya toping kacang yang nikmat.
Keluarga adalah fondasi utama
Melihat keluarga pemilik rumah berfoto dengan wajah bergembira dan full skuad, itu sangat menular kebahagiaannya. Terkadang saya iri bahwa saya tidak memiliki kenangan foto bersama.
Orang tua yang masih utuh, anak-anak yang sudah memiliki pasangan dan bahkan memiliki anak. Semua kebahagiaan tersebut tentu tak lepas dari kedua orang tua yang masih jadi pilar utama bagi anak-anaknya.
Meski sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri, orang tua tetaplah ibarat fondasi sebuah bangunan yang akan terus membimbing dan menjaga kestabilan semua kepala (anak-anak hingga cucu-cucunya).
Saya? Ah, tidak. Susah untuk menjelaskan ketika ingin bermimpi yang sama. Bukan karena kurang pendidikan, tapi karena hasrat yang salah sejak awal keluarga saya berjalan.
Apalagi sekarang tinggal hanya Bapak, di mana saat keduanya masih bersama mereka juga tidak begitu didukung oleh orang tua (kakek nenek). Mengharapkan seperti keluarga orang lain sangat sulit.
...
Saya baik-baik saja hingga tulisan ini saya buat. Hanya sedikit agak kurus meski sudah sebulan penuh sepanjang bulan puasa mendapatkan asupan gizi yang baik. Entah kenapa berat badan masih juga sama.
Selamat datang bulan April, semoga saya siap dengan tantangannya dan tetap bertahan agar terus menulis dan memberi kabar.
Saya merindukan momen-momen masa lalu, terutama keluarga dan pasangan.
Artikel terkait :
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar