Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo April 2024

[Artikel 133#, kategori catatan] Alhamdulillah tubuh saya sehat saja saat menyapa awal bulan April yang kebenaran hujan mengguyur Kota Semarang. Ini juga menjawab pertanyaan dari bulan yang sama tapi dari tahun lalu (2023). Terima kasih kepada diri saya sendiri.

Bulan April, rumah lebih ramai dari biasanya. Maklum, penghuni rumah sebenarnya sudah datang. Agenda besar mereka tidak sekedar lebaran saja bersama cucu dan menantu, tapi juga ada acara pernikahan dari keluarga lain nantinya usai lebaran.

Berubah 180 derajat

Kedatangan keluarga atau pemilik rumah mengubah suasana dapur, terutama meja makan. Selama puasa, saya makan apa adanya. Mulai dari mie bungkus, keju pakai nasi dan lainnya.

Sekarang, makanan yang saya makan terasa mewah. Kadang ada ayam goreng, telur hingga daging yang dibawa oleh penghuni rumah.

Saya beruntung memang tinggal di tempat mereka. Meski sisi lainnya merasa kurang nyaman karena terlalu ramai. Bukan tidak senang bahwa mereka datang, tapi lebih ke diri saya yang sudah berumur 37 tahun yang menyukai kesunyiaan. Itu saja.

Seiring bertambahnya umur dan berstatus single, perasaan saya semakin sensitif. Jadinya ketenangan adalah cara saya memanjakan pikiran agar tidak stress.

Gagal berpuasa

Meski akhirnya saya tidak menderita lagi karena makanan di meja makan yang terasa mewah, ibadah puasa saya malah sebaliknya. Saya bingung sendiri, mengapa gagal berpuasa usai mereka datang.

Saya tidak melihat lagi makna puasa yang saya cari. Apalagi pekerjaan di rumah yang tanpa sadar menuntut sempurna.

Gimana mau punya jodoh dan rejeki lancar, jika kewajiban sama Tuhannya saja dilanggar. Saya memang pantas menerima label seorang muslim yang tidak kompeten.

...

Sama seperti bulan April tahun 2023, saya masih harus menyelesaikan hutang yang belum dibayar dari aplikasi peminjaman online meski yang sebelumnya sudah lunas. Mau gimana lagi saat gali lubang tutup lubang begitu terasa sekali.

Hai, April 2025. Saya harap kamu kembali menyapa saya dan semoga hutang-hutangnya sudah lunas. Ingat misimu untuk menikah di usia 40 dan punya tabungan yang sewaktu-waktu digunakan saat ada kebutuhan mendesak dan penting.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat