Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mewahnya Menu Puasa Tahun Ini di Rumah

[Artikel 25#, kategori Puasa] Bertahun-tahun menjalani puasa di Kota Semarang, akhirnya hidangan menu berbuka puasa kali ini terasa mewah. Tidak lagi makan mie rebus atau apa adanya. Alasannya?

Karena kedatangan pemilik rumah di akhir bulan Maret kemarin. Memang semenjak kedatangan mereka (kerabat), suasana rumah lebih berisik dan berwarna. Namun yang saya sangat syukuri adalah sosok yang bekerja keras di dapur yang tak kenal lelah meski sedang berpuasa.

Menu mewah

Beliau adalah juru masak terbaik menurut saya karena masakan beliau mengandung bawang yang membuat saya teringat masakan rumah dan almarhumah Ibu kandung saya.

Memang sih beliau memasak demi anak dan keluarganya. Saya yang hanya ikut numpang di rumah ini tentu ikut merasakan bahagianya juga.

Setelah hari pertama mereka tiba di Kota Semarang, beliau langsung minta temenin belanja ke pasar. Saya tahu arahnya akan kemana dengan banyaknya bahan-bahan yang dibeli di Pasar Gang Baru.

Dan seperti yang diharapkan saat suara azan berkumandang. Menu-menu yang dihidangkan terasa mewah buat saya yang selama ini hanya makan apa adanya atau cari makan di tempat lain.

Drop

Sayangnya kegembiraan itu tidak berlangsung lama ketika akan menjelang hari Lebaran. Sosok yang begitu penyayang keluarganya ini mendadak drop alias sakit.

Pantes saja, aktivitas dapur terhenti dan makanan mewah yang tersaji mendadak berubah menjadi makanan cepat saji.

Sedih juga melihat beliau terbaring lemah di dalam kamar. Bagi saya, beliau adalah Ibu kedua saya yang paling saya hormati. Andai saja saya jago memasak, mungkin beliau akan saya manjakan dengan berbagai menu yang lezat.

...

Menu mewah yang saya maksud di sini bukan menu mahal, melainkan menu yang biasa dihidangkan ala rumahan seperti tempe dan tahu goreng, ayam goreng dan sebagainya.

Buat saya yang hanya makan mie rebus atau nasi dicampur keju selama bulan puasa, masakan yang beliau buat adalah kemewahan tersendiri. 

Puasa yang penuh kenangan kali ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh