Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mewahnya Menu Puasa Tahun Ini di Rumah

[Artikel 25#, kategori Puasa] Bertahun-tahun menjalani puasa di Kota Semarang, akhirnya hidangan menu berbuka puasa kali ini terasa mewah. Tidak lagi makan mie rebus atau apa adanya. Alasannya?

Karena kedatangan pemilik rumah di akhir bulan Maret kemarin. Memang semenjak kedatangan mereka (kerabat), suasana rumah lebih berisik dan berwarna. Namun yang saya sangat syukuri adalah sosok yang bekerja keras di dapur yang tak kenal lelah meski sedang berpuasa.

Menu mewah

Beliau adalah juru masak terbaik menurut saya karena masakan beliau mengandung bawang yang membuat saya teringat masakan rumah dan almarhumah Ibu kandung saya.

Memang sih beliau memasak demi anak dan keluarganya. Saya yang hanya ikut numpang di rumah ini tentu ikut merasakan bahagianya juga.

Setelah hari pertama mereka tiba di Kota Semarang, beliau langsung minta temenin belanja ke pasar. Saya tahu arahnya akan kemana dengan banyaknya bahan-bahan yang dibeli di Pasar Gang Baru.

Dan seperti yang diharapkan saat suara azan berkumandang. Menu-menu yang dihidangkan terasa mewah buat saya yang selama ini hanya makan apa adanya atau cari makan di tempat lain.

Drop

Sayangnya kegembiraan itu tidak berlangsung lama ketika akan menjelang hari Lebaran. Sosok yang begitu penyayang keluarganya ini mendadak drop alias sakit.

Pantes saja, aktivitas dapur terhenti dan makanan mewah yang tersaji mendadak berubah menjadi makanan cepat saji.

Sedih juga melihat beliau terbaring lemah di dalam kamar. Bagi saya, beliau adalah Ibu kedua saya yang paling saya hormati. Andai saja saya jago memasak, mungkin beliau akan saya manjakan dengan berbagai menu yang lezat.

...

Menu mewah yang saya maksud di sini bukan menu mahal, melainkan menu yang biasa dihidangkan ala rumahan seperti tempe dan tahu goreng, ayam goreng dan sebagainya.

Buat saya yang hanya makan mie rebus atau nasi dicampur keju selama bulan puasa, masakan yang beliau buat adalah kemewahan tersendiri. 

Puasa yang penuh kenangan kali ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat