Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Kembali ke Jogja: Pulang

[Artikel 15#, kategori Jogja] Saya pikir masih sempat bermain futsal Selasa malamnya. Tapi, malah sudah harus pergi lagi ke Jogja. Padahal rencana pulang dari bandara Jogja hari Kamis (25/4), eh malah liburan dulu. Maafkan saya rekan-rekan futsal saya.

Selasa menjelang siang (23/4), akhirnya kami akan kembali ke Jogja. Pemilik rumah yang datang sejak akhir bulan Maret harus sudah kembali ke Kota Samarinda melalui bandara Jogja. 

Kenapa harus selalu pergi lewat Jogja? Itu karena penerbangan pesawat dari Jogja bisa langsung ke Kota Samarinda. Sedangkan jika dari Kota Semarang, maka masih harus tiba di Kota Balikpapan. Sedangkan jarak Samarinda dan Balikpapan jika tanpa tol waktu tempuhnya bisa 2 jam lebih.

3 hari 2 malam

Kali ini tidak menginap di apartemen seperti biasanya. Melainkan menginap di salah satu hotel. Yang ikut ngantar kali ini ada si menantu dan cucu kesayangan pemilik rumah. Jadinya, hotel menjadi alternatif terbaik untuk kali ini.

Dulu ketika harus pergi ke Jogja, mungkin saya akan pasti mengeluh karena keluar kamar itu artinya membawa pekerjan ikut serta. Karena sekarang sudah terbiasa, mau nggak mau harus memainkan perasaan saja.

Berbeda saat kedatangan akhir bulan Maret kemarin, berada di Jogja kali ini terbilang lebih lama. Satu sisi itu menyenangkan, namun sisi lain saya harus memanajen waktu antara jadi driver dan bangun dini hari untuk mengurusin dotsemarang.

Untunglah menginap kali ini di hotel. Suasananya agak nyaman, meski satu kamar dengan pemilik rumah. Ada perasaan segan dan dag dig dug bersama beliau. Maklum, saya kudu bangun pagi-pagi dan tidur lebih awal. Sebaliknya, beliau adalah orang yang kuat begadang. Maka dini hari pasti masih terjaga.

...

Saya sudah sangat lelah mengendara dari Kota Semarang menuju Jogja. Sesampainya Jogja, posisi tetap driver membuat saya harus tetap terjaga meski tubuh juga mulai kurang bergairah (capek maksudnya).

Dah, lah. Sekian dulu sampai sini. Pemilik rumah akan kembali hari Kamisnya, beberapa hari lagi. 

Artikel terkait :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Halo, Mei 2024