Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Syukur Futsal Libur, OTW Semarang

[Artikel 12#, kategori Jogja] Menikmati libur di Jogja akhirnya berakhir juga. Saya dan rombongan hari ini, Selasa (26/12), akan kembali ke Kota Semarang. Untunglah jadwal futsal malam harinya libur, jadi lebih tenang karna tidak merasa bersalah.

Sebagian orang yang datang dalam rombongan besar akan berpisah. Namun sebelum itu, seperti biasa, makan di Gudeg Sagan Jogja. Rasanya tak lengkap ke Jogja tanpa menyantap kuliner ini.

Futsal hari Selasa libur

Salah satu alasan libur futsal kali ini tentu adalah momen Hari Natal. Sebagian besar rekan futsal saya merayakannya. Tentu tak elok bagi mereka baru merayakannya, esoknya langsung bermain. Futsal itu sangat melelahkan dan kadang bisa dihantui cedera.

Keputusan libur jadi hal penting bagi semua orang, termasuk saya yang sedang di Jogja. Bagi saya bermain futsal adalah cara bersosialisasi yang sekarang hobi berdiam diri di dalam kamar (depan laptop).

Karena tidak ada agenda futsal, saya tidak perlu buru-buru saat pulang dari Jogja menuju Kota Semarang. Apalagi terjadi kemacetan di mana-mana. 

Akhirnya kami satu mobil memutuskan pulang lewat tol usai melewati Rawa Pening. Kekhawatiran akan macet panjang di tol memang terbukti. Namun bisa teratasi karena semua kendaraan tetap berjalan pelan.

Membayangkan ada lebih ratusan mobil yang terlihat berjalan pelan dipekatnya malam itu terasa menyenangkan juga. Cahaya lampu merah dari mobil sisi belakang jadi pemandangan yang menarik.

📝 Gambar : Ilustrasi

...

Alhamdulillah, kami tiba di rumah dengan selamat dan lancar. Meski dengan kendaraan pribadi, kami tetap kalah dengan rombongan lain yang sudah tiba lebih dahulu. 

Malam hari di Kota Semarang kali ini begitu cerah. Suasana yang mungkin akan dirindukan karena bulan Januari akan dipastikan ditemani hujan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya