Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Beralih Menjadi Pengguna MacBook Air

[Artikel 8#, kategori laptop] Tidak terasa sudah 8 bulan berlalu semenjak saya menggunakan laptop 'Macbook'. Mumpung mendekati akhir tahun, kenapa tidak saya katakan sekarang bagaimana perasaan saya menggunakannya. 

Saya adalah orang yang setia dan tahu menghargai orang lain apabila diberi kepercayaan tinggi. Berkhianat, itu menyedihkan sebenarnya. Saya membencinya.

Beralih dari ASUS ke MacBook

Namun yang terjadi, saya melakukannya. Kesetiaan saya terhadap ASUS mendadak luntur karena kejadian tidak terduga. Saya yang pertama kali punya laptop ASUS begitu sangat bahagia, mendadak saja dapat kabar duka. Andai tidak terpaksa, tidak mungkin saya jual paksa.

Sekarang saya sudah bersama MacBook Air M1. Meski terasa levelnya lebih premium, laptop yang dikenalkan tahun 2020 ini bukan barang baru alias second.

Untuk melakukan pekerjaan sehari-hari yang cukup sederhana, laptop ini sangat membantu. Yah, saya memang hanya butuh buat ngeblog saja. Ketahanan baterainya juga masih lumayan.

Sebuah pengalaman unik dengan MacBook Air yang tidak saya jumpai dari ASUS adalah saat membuka penutupnya, laptop langsung nyala. Bahkan, dengan beberapa aplikasi yang masih aktif seperti Google Chrome dengan banyak tab. Saya menyukainya.

Tentang MacBook Air M1

Saat ditawarkan MacBook Air oleh rekan saya yang menjadi bagian dari penjualan laptop ASUS yang saya miliki, sebenarnya saya pasrah akan diberi laptop apa saja. Kata saya 'yang penting bisa buat ngetik saja itu sudah cukup'.

Tidak menyangka rekan saya baik banget dengan memberikan MacBook Air Mi. Mengutip bekasi.urbanjabar.com, secara spek MacBook Air M1 Sama persis dengan Mac Mini M1, memiliki kapasitas RAM 8 GB dan SSD 256 GB.

Dari desain, MacBook Air Mi saya sangat menyukainya. Terutama bodinya yang tipis dan speakernya yang bagus. Sedangkan keyboard, entah kenapa saya pikir kurang rasanya. Karena saat mengetik agak tenggelam banget.

Saya tidak menyangka harganya saat dirilis pertama kali mencapai 16 juta lebih. Tahun 2023 ini tentu turun tapi masih di atas 5 jutaan. Saya harap tidak akan menjualnya lagi kali ini. Dan berharap awet selalu.

...

Perjalanan menjadi bloger tidak sesederhana hanya perlu menulis dan mengambil gambar. Perangkat sangat mempengaruhi pastinya. Apalagi sebagai kebutuhan, saya beruntung memilikinya sendiri sekarang.

Saya sempat frustasi ketika tidak memiliki laptop. Sebagai full time blogger, semua aktivitas saya semuanya sudah konsisten. Mau tidak mau saat tidak memiliki laptop, saya harus pergi ke warnet. Ah, saya bernostalgia lagi. 

Mari lupakan dan bersiap menyambut tahun depan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh