Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Terakhir di Tahun 2023, Saya Menyukainya

[Artikel 132#, kategori futsal] Dua kali jadi kiper dan sekali bermain bukan sebagai kiper. Futsal terakhir tahun 2023 jatuh pada hari Kamis (28/12). Perasaan saya sangat bagus malam ini. Apalagi sepanjang permainan, saya hanya kebobolan sekali saja.

Tidak terasa, sudah sampai di sini juga. Satu tahun berlalu begitu saja. Banyak hal terjadi, dan momen yang saya tidak akan lupakan adalah cedera hamstring yang kali pertama dirasakan. Lebih dari sebulan itu menemanin.

Benar-benar tidak nyaman saat bermain. Beberapa rekan juga menyarankan untuk membawanya ke tukang pijat, hanya saja saya tidak dalam kondisi keuangan yang baik sepanjang tahun.

Tim hari ini tidak terlalu banyak seperti awal bulan. Entah kenapa semangat awal bulan tidak bisa kembali dibawa di akhir bulan. Apakah itu karena menjelang akhir tahun? Di mana orang-orang sedang mempersiapkan liburan? Atau malah sudah berlibur ke luar Kota Semarang?

Momen cetak gol

Ketika ada rekan satu tim meminta menjadi kiper, saya sangat menyukainya. Posisi saya sebenarnya memang bukan penjaga gawang, namun karena pilihan di bawah mistar terbatas, saya terkadang mengambil posisi tersebut.

Kesempatan bermain diposisi asli tentu tidak saya sia-siakan. Saya menggiring bola, melewati lawan dan mengumpan rekan-rekan satu tim saya.

Yang menambah perasaan bahagia kali ini adalah saat saya melewati 2 pemain lawan dan kemudian melepaskan tembakan dan gol. Saya rasa itu permainan kelas dunia. Kiper seakan tidak berdaya karena posisinya sudah satu lawan satu dengan saya.

...

Terima kasih tahun 2023. Perjalanan yang tidak mudah, tapi sangat menyenangkan apapun cerita dibaliknya. Selamat Tahun Baru 2024. Sehat selalu badan dan kita semua. Mari gasss kalender baru dengan siap kembali ke lapangan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile