Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Lutut yang Berbunyi

[Artikel 128#, kategori futsal] Ada-ada saja yang menghinggapi, meski ini bukan kali pertama. Setelah lutut kanan pernah ngalamin dan sudah baik-baik saja, sekarang malah lutut kiri. Suaranya benar-benar kedengaran apabila menaiki anak tangga. Duh, apa lagi sih.

Kretek..kretek mungkin wajar untuk beberapa pergelangan kaki karena otot sedang berinteraksi. Namun tidak wajar kalau lutut yang tidak pernah ada suaranya ikut berbunyi.

Lutut kiri

Dulu awal-awal bunyi di lutut kanan, saya sempat khawatir. Saya tanya sama rekan-rekan futsal lewat grup WhatsApp, mereka menyarankan pergi ke dokter.

Bukan nggak ingin kenapa-kenapa, tapi isi dompetnya yang tidak ada apa-apa. Mengandalkan BPJS? Jangan harap dulu sekarang.

Namun, beberapa bulan kemudian suara itu hilang. Memang tidak ada dampak sama sekali, hanya tetap saja saya merasa khawatir.

Sekarang, semenjak cedera hamstring menghampiri awal bulan November, suara yang sama kembali datang. Hanya saja pindah ke lutut kiri. Jika sedang main futsal, suaranya tidak ada. Bunyi lututnya hanya terdengar saat melangkan naik anak tangga saja.

Setiap hari, saya mengolesinya dengan obat semacam salep. Sudah beberapa bulan urusan cedera saya serahkan sama HotInCream. Meninggalkan minyak GPU yang biasanya dipakai.

Ah, maaf saya ada menyebut merek di atas. Ini bukan konten berbayar atau kerja sama. Saya hanya mengatakannya saja.

...

Saya harap lekas kembali normal. Meski dampaknya tidak besar, saya tetap khawatir. Masa depan tidak akan ada yang tahu, dan berharap sudah mencegahnya sejak awal.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya