Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Kota Semarang yang Pagi Hari Masih Ditemani Kabut

 

[Artikel 33#, kategori Semarang] Semenjak kemarau melanda Kota Semarang, pemandangan kabut (entah apakah itu asap) pagi hari selalu menutup pemandangan yang biasanya terlihat 5 gunung. Paling besar adalah gunung Ungaran. Sekarang jarak pandang itu terbatas. Sampai kapan ini akan berakhir?

Hari kedua di bulan November. Dinginnya udara pagi bak kemewahan yang sulit tertandingi apabila sudah masuk ke dalam kamar. Ibu Kota masih ditemani kemarau, meski sudah hujan beberapa kali.

Kabut

Saya sudah jarang bersepeda pagi hari. Perasaan malas yang saya takuti akhirnya menghampiri. Entah apa yang terjadi, kadang juga karena sudah tidak nyaman terutama pada lutut kaki. Rasanya semakin parah bila mengambil rute yang terlalu jauh.

Dengan bersepeda, saya sering melihat pemandangan apabila melewati jembatan Citarum. Atau sedang berada di rumah saat menyerup kopi pagi hari di lantai atas.

Sekarang, pemandangan itu tidak lagi terlihat. Semua tertutupi kabut putih. Rumah-rumah kecil yang bertumpuk atau pemandangan 5 gunung yang seolah mengelilingi Kota Semarang.

Saya merindukuan momen itu kembali. Keadaan sekarang seperti tamparan keras bahwa saya harus bersyukur dengan berbagai keadaan yang bisa saya nikmati. Karena kenikmatan itu sering kali tidak akan datang dua kali.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun