Catatan
Kota Semarang yang Pagi Hari Masih Ditemani Kabut
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 33#, kategori Semarang] Semenjak kemarau melanda Kota Semarang, pemandangan kabut (entah apakah itu asap) pagi hari selalu menutup pemandangan yang biasanya terlihat 5 gunung. Paling besar adalah gunung Ungaran. Sekarang jarak pandang itu terbatas. Sampai kapan ini akan berakhir?
Hari kedua di bulan November. Dinginnya udara pagi bak kemewahan yang sulit tertandingi apabila sudah masuk ke dalam kamar. Ibu Kota masih ditemani kemarau, meski sudah hujan beberapa kali.
Kabut
Saya sudah jarang bersepeda pagi hari. Perasaan malas yang saya takuti akhirnya menghampiri. Entah apa yang terjadi, kadang juga karena sudah tidak nyaman terutama pada lutut kaki. Rasanya semakin parah bila mengambil rute yang terlalu jauh.
Dengan bersepeda, saya sering melihat pemandangan apabila melewati jembatan Citarum. Atau sedang berada di rumah saat menyerup kopi pagi hari di lantai atas.
Sekarang, pemandangan itu tidak lagi terlihat. Semua tertutupi kabut putih. Rumah-rumah kecil yang bertumpuk atau pemandangan 5 gunung yang seolah mengelilingi Kota Semarang.
Saya merindukuan momen itu kembali. Keadaan sekarang seperti tamparan keras bahwa saya harus bersyukur dengan berbagai keadaan yang bisa saya nikmati. Karena kenikmatan itu sering kali tidak akan datang dua kali.
Artikel terkait :
- Hujan Mengguyur Kota Semarang Akhir Tahun 2022
- Bunyi Sirine Mobil Ambulans yang Semakin Sering Terdengar
- Hujan di Bulan Februari 2020
- Tips Mencintai Kotamu
- Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar