Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal hari Senin, Lega Bisa Kembali Tapi Masih Hati-hati

[Artikel 127#, kategori futsal] Ternyata minat orang-orang terhadap futsal semakin memudar. Saya pikir hanya terjadi pada tim yang saya ikuti hari Selasa atau Kamis (sekarang malah rame), tapi juga pada hari Senin sore. Saya kembali ke lapangan akhirnya.

Sempat absen Senin minggu lalu karena cedera, akhirnya saya lega hari ini sudah bisa kembali (20/11). Meski sebenarnya saya sudah memaksakan diri beberapa hari sebelumnya pada hari Kamis.

Mulai sepi?

Saya sedikit menyesal meninggalkan Sening minggu lalu karena saat ngobrol dengan rekan futsal disela-sela usai bermain, mereka bermain hanya 5 lawan 5 saja. Tidak ada pengganti saat itu.

Entahlah, saya bingung menanggapi hal ini karena seperti saya bilang, tim hari lain yang saya ikuti juga mengalaminya.

Apakah itu dampak dari orang-orang bermain mini soccer? Atau memang sedang ada kesibukan saja. Sama seperti saya yang mengalami cedera dari 2 minggu lalu.

Mungkin pikiran saya saja yang terlalu berlebihan dan menganggapnya seperti keharusan. Padahal bermain futsal hanyalah sekedar hobi yang mendatangkan kesenangan pribadi.

Bukan sebuah klub resmi yang di dalamnya mengontrak kami sebagai pemain profesional. Maka jangan heran, prioritas tidak utama di sini karena sekedar kesenangan. Berbeda apabila kita dibayar dan digaji.

...

Selamat datang kembali diri saya ke lapangan. Meski perasaan sangat baik, saya masih bermain dengan hati-hati. Apalagi rasa nyeri masih terasa meski tidak begitu sakit.

Beruntung kaki saya bisa digunakan keduanya. Sehingga tidak kesulitan untuk menggunakan salah satunya. Hari ini kaki kiri saya lebih banyak saya pakai untuk mengumpan maupun menendang. 

Alhamdulillah, semoga dijauhkan dari cedera dan kembali normal seperti biasanya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun