Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal hari Senin, Lega Bisa Kembali Tapi Masih Hati-hati

[Artikel 127#, kategori futsal] Ternyata minat orang-orang terhadap futsal semakin memudar. Saya pikir hanya terjadi pada tim yang saya ikuti hari Selasa atau Kamis (sekarang malah rame), tapi juga pada hari Senin sore. Saya kembali ke lapangan akhirnya.

Sempat absen Senin minggu lalu karena cedera, akhirnya saya lega hari ini sudah bisa kembali (20/11). Meski sebenarnya saya sudah memaksakan diri beberapa hari sebelumnya pada hari Kamis.

Mulai sepi?

Saya sedikit menyesal meninggalkan Sening minggu lalu karena saat ngobrol dengan rekan futsal disela-sela usai bermain, mereka bermain hanya 5 lawan 5 saja. Tidak ada pengganti saat itu.

Entahlah, saya bingung menanggapi hal ini karena seperti saya bilang, tim hari lain yang saya ikuti juga mengalaminya.

Apakah itu dampak dari orang-orang bermain mini soccer? Atau memang sedang ada kesibukan saja. Sama seperti saya yang mengalami cedera dari 2 minggu lalu.

Mungkin pikiran saya saja yang terlalu berlebihan dan menganggapnya seperti keharusan. Padahal bermain futsal hanyalah sekedar hobi yang mendatangkan kesenangan pribadi.

Bukan sebuah klub resmi yang di dalamnya mengontrak kami sebagai pemain profesional. Maka jangan heran, prioritas tidak utama di sini karena sekedar kesenangan. Berbeda apabila kita dibayar dan digaji.

...

Selamat datang kembali diri saya ke lapangan. Meski perasaan sangat baik, saya masih bermain dengan hati-hati. Apalagi rasa nyeri masih terasa meski tidak begitu sakit.

Beruntung kaki saya bisa digunakan keduanya. Sehingga tidak kesulitan untuk menggunakan salah satunya. Hari ini kaki kiri saya lebih banyak saya pakai untuk mengumpan maupun menendang. 

Alhamdulillah, semoga dijauhkan dari cedera dan kembali normal seperti biasanya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh