Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Hari Senin, Leher Kram dan Hanya Main Sebentar

[Artikel 124#, kategori futsal] Ada-ada saja cedera di bulan September ini. Belum sembuh jari jemari tangan dan jempol kaki, eh malah sekarang bagian leher hingga ke punggung. Sempat khawatir karenanya, sampai-sampai memutuskan tidak main lagi.

Senin sore, tanggal 18 September kemarin, saya sepertinya mulai konsisten main di lapangan yang ada di depan kantor Kecamatan Semarang Tengah.

Kalah bodi

Saya sedang bersemangat-semangatnya karena momentum main mini soccer hari Sabtu sebelumnya (16/9), masih tersisa perasaannya (pencerahan).

Pertandingan dimulai, saya bisa melihat jalannya pertandingan seperti yang saya inginkan. Umpan satu dua dan menguasai jalannya pertandingan. Beberapa pemain baru yang belum pernah main kali ini jadi rekan satu tim saya.

Tak masalah, selama saya tenang saat mengoper, gol hanya tinggal hitungan menit saja. Saya senang dengan perasaan ini. Terutama pencerahan yang saya rasakan, sehingga auranya bisa terbuka.

Naas! Bermaksud menyisir kiri pertahanan lawan dengan berlari, saya terhadang pemain lawan. Keputusan mengeluarkan trik agar lolos, malah berimbas hadangan yang membuat tubuh mungil saya terpental terguling ke depan.

Perasaan baik itu langsung jatuh seketika. Tubuh terasa berat, terutama bagian leher ke punggung. Ada yang salah saya pikir karena sangat kaku sekali.

Akhirnya saya memutuskan keluar lapangan untuk diminta ganti. Dalam hati saya mengatakan bahwa saya akan baik-baik saja dan kembali masuk lapangan.

Namun itu tidak terjadi. Tubuh bagian belakang saya kram dan nyeri. Sangat sulit menggerakkan kepala saya ke kiri maupun ke kanan. Bahkan untuk melihat ke atas agak sulit. Apa yang salah?

Saya cemas, rekan-rekan lain tidak mau kalah. Satu orang yang selalu bertanya 'nggak apa-apa kan, mas' membuat saya jadinya tidak enak sendiri. Ya, dia adalah lawan saya yang membuat saya jatuh tersungkur tadi.

Saya mengerti ini hanyalah permainan futsal dan harus siap dengan resikonya, apalagi tidak sengaja. Sampai malam hari pun, rekan tersebut masih bertanya bagaimana tubuh saya. Ini pertama kalinya ia melakukan pelanggaran sampai segitunya katanya lewat pesan di WhatsApp.

Semua baik-baik saja

Mau dibilang baik-baik saja, tapi tubuh emang sedang tidak baik. Tapi, jadwal hari Selasa sudah menanti saya besok malamnya.

Usaha saya untuk mengatasi nyeri di leher dan punggung dengan membeli koyo pada akhirnya usai pulang bermain fursal senin malamnya. Saya ingin tetap bermain untuk hari Selasa. 

Proses pemulihan tubuh tidak bisa cepat. Selain memaksimalkan koyo, saya juga memberi minyak GPU hingga minum obat pembakar kram di tubuh. 

....

Bulan September banyak hal terjadi pada tubuh saya saat bermain futsal. Termasuk, pertama kali main mini soccer yang berimbas dengan rasa sakit pada bagian pantat karena terjatuh saat mengejar bola.

Ada-ada saja bila dipikirkan secara keseluruhan. Apakah saya tidak berjodoh dengan bulan September tahun ini? Sulit...sangat sulit. Sehat selalu badan, saya masih ingin bermain pokoknya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh