Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Terlalu Bersemangat, Futsal Awal Bulan Agustus Buat Lecet Betis

[Artikel 119#, kategori futsal] Saya juga tidak menyangka, pertarungan keras di lapangan membuat saya menderita. Rekan-rekan lain ternyata terpancing ikut bermain penuh semangat. Dan tanpa sadar, betis saya sampai lecet begini (gambar).

Futsal minggu pertama awal bulan jatuh pada hari Kamis tanggal 3 Agustus 2023. Awalnya berjalan biasa, apalagi kali ini hampir seluruh pemain hadir. Padahal beberapa minggu lalu, selalu kekurangan pemain.

Penuh semangat

Saya mengerti beberapa pemain memiliki karakter keras dan usil, hanya saja kenapa saya malah ikut kepancing dengan permainan tersebut. Tidak ada yang salah sebenarnya, toh ini hanya keras di atas lapangan.

Beberapa kali kaos kaki saya mendadak turun yang tanpa sadar membuat saya berkali-kali juga harus kembali menaikkannya.

Dan yang dikhawatirkan akhirnya tiba, permainan penuh semangat rekan-rekan futsal berbuah betis saya lecet seperti habis terkena knalpot. 

Saya sendiri baru menyadarinya setelah pulang ke rumah. Ada rasa pedih di betis bagian kiri dan siku lengan bagian kiri juga. 

Perih sekali

Lecet di betis rasanya bukan kali pertama saya dapatkan. Tak begitu saya sesali bagaimana itu terjadi saat di lapangan. Namun, bagaimana sekarang? 

Lecet di betis sangat perih terasa, apalagi saat terkena air. Karena saya tahunya hanya perlu dikasih minyak, saya pun mengusapnya perlahan-lahan.

Arghhh.... saya meringis kesakitan. Perihnya buat nangis saja. Antara ingin melayang terbang tinggi ke atas langit, tapi mendadak dijatuhkan ke bumi berkali-kali. 

Kekurangan lapangan rumput sintetis 

Kesalahan selalu mengajarkan banyak hal dan itu jadi pengalaman yang berharga yang memberi pelajaran kepada orang-orang.

Kejadian seperti memang saya salah sendiri karena terlalu bersemangat dan mendadak kaos kaki melorot. Lapangan rumput sintetis sangat menyakitkan apabila terjatuh di atasnya.

Sebaiknya, perhatikan kaos kaki. Gunakan yang panjang dan jangan yang mudah melorot. Jika tidak ingin mengalami hal yang sama seperti saya alami, main biasa saja. Tidak perlu saling ngotot. Kecuali memang sedang bertanding kompetisi.

...

Entah apa yang terjadi dengan diri saya awal bulan. Kondisi cedera tangan yang belum reda, sekarang bertambah dengan rasa sakit di betis dan lengan. Hidup sudah susah, malah harus cedera segala.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile