Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Natalan di Jogja

[Artikel 10#, kategori Jogja] Bukan berarti saya merayakan Hari Natal sebenarnya. Maksudnya saat pergi ke Jogja, bertepatan dengan Hari Natal esok harinya. Tentu, saya punya cerita dalam perjalanan kali ini yang membuat sedikit was-was dan khawatir.

Aktivitas keluarga yang datang, berlanjut ke Jogja. Namun perjalanan kali ini dibagi dua. Pemilik pergi dengan rombongan bus, sedangkans saya mengendarai mobil pribadi bersama keluarga lain.

Macet parah di tol

Kami terpaksa memutar arah saat mengetahui perjalanan kali ini yang menggunakan tol terlihat kemacetan parah. Kata keluarga lain 'mending macet di jalan biasa ketimbang di jalan tol.'

Macet di jalan, bisa berhenti di mana saja tanpa khawatir. Seperti kebelet ingin pipis atau mau pup. Apalagi kalau bensin kendaraan sedang sekarat, pengendara tidak perlu bingung.

Sebaliknya apabila masih di tol, bakal sulit dibayangkan. Saya pun hanya mangut-mangut karena kursi driver diserahkan kepada saya.

Saya tidak menyangka momen macet parah gini terjadi kepada kami. Nggak lucu kan, kami satu mobil mendadak masuk TV untuk dimintai pengalamannya lewat wawancara.

Rasanya ini kali pertama saya merasakan momen begini. Mungkin karena usai pandemi dan libur panjang merayakan Hari Natal beserta Tahun Baru.

Di Jogja pun sama, kami beberapa kali terjebak macet parah. Saya dan yang lain sampai berharap mending di rumah saja kalau begini. Tidak perlu ikut liburan.

Saya sendiri yang harus menyetir bolak-balik hanya pasrah menerima keadaan. Meski ada beberapa keluarga yang bisa nyetir juga, tapi saya tidak ingin liburan mereka berubah jadi kekesalan.

...

Hari Natal tiba, saya hanya bisa mengirim pesan chat via WhatsApp kepada rekan-rekan, khususnya futsal. Termasuk sahabat saya yang tinggal di Kota Samarinda. Itu pun juga mendadak ingat karena saya juga jarang nongol di grup.

Selamat Merayakan Hari Natal buat yang memperingati. Damai selalu dan diberi kesehatan sepanjang waktu. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun