Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Dear Rekan Media

[Artikel 25#, kategori Dibalik Layar] Tahun 2023 yang akan segera berakhir meninggalkan banyak kesan, salah satunya sapaan hangat yang saya terima dari email yang masuk. Entah kenapa email dotsemarang masuk daftar media oleh orang-orang yang tidak saya kenal, terutama agensi.

Saya sangat bangga bahwa reputasi dotsemarang bisa dikatakan cukup dikenal. Seperti memiliki banyak kaki. Saya bisa menyamar menjadi bloger, atau juga sebagai media yang tidak semua pemilik blog memiliki akses.

Alamat email yang diambil

Mungkin ini tidak enaknya saat mengisi daftar hadir yang mencantumkan alamat email ketika hadir di sebuah acara yang berisikan media. Ternyata data itu dibagiin kepada pihak-pihak tertentu yang tujuannya mengirimkan informasi ke banyak email.

Padahal pesan yang masuk ke email dotsemarang saat saya baca pengiriminya tidak saya kenal, bahkan itu mewakili pihak agensi tertentu.

Memang mengirim email secara banyak atau email blast adalah cara pemasaran yang biasa dilakukan. Hanya saja, tujuannya kenapa harus ke dotsemarang. Apakah mereka tidak mensortir terlebih dahulu. Mana yang benar-benar media atau personal media?

Tidak ada feedback

Awalnya saya menyukainya, namun semakin ke sini saya malah eneg sendiri. Mending tujuannya benar ke awak media, lah ke dotsemarang? 

Kalau ngundang event offline sih masih mending. Saya bisa hadir dan dapat benefit seperti makan dan uang bensin. Lah, ini tidak ada sama sekali. Maunya nyodorin informasi, tapi mereka lupa bahwa itu tidak ada feedback sama sekali buat media personal seperti dotsemarang.

Saya pernah menayakan feedback ke pengirim. Sudah disuruh ikut zoom yang berdurasi 1 jam lebih, eh tidak ada memberikan apa-apa. Dikira waktu yang saya berikan dan kuota yang dipakai gratis.

Jika wartawan atau jurnalis yang dinaungi perusahaan media dapat feedback, lah saya. Mau jadi pahlawan kesiangan terus menerus.

...

Saya tidak tahu apakah ini juga terjadi pada pemilik blog lainnya. Namun sepertinya sama. Apalagi ikut sebuah acara atau mengikuti kampanye promosi, mau tidak mau harus mengisi alamat email.

Saya menyukai sebenarnya, hanya saja jangan dijual kepada pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Memang sih pihaknya, agensi, terlihat resmi. Tapi mereka tidak menelusui siapa pemilik emailnya.

Mending dikirimin informasi diberi feedback semisal pulsa. Eh, ini tidak ada sama sekali dan dengan bangga melaporkan kepada klien bahwa permintaannya sudah di-push ke banyak media.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya