Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Hari Selasa: Beda Emang Rasanya Pakai Sepatu Asli

[Artikel 130#, kategori futsal]  Saya beruntung memiliki dukungan dari beberapa rekan futsal yang sudi menghibahkan sepatunya buat saya pakai. Apalagi sepatu yang diberikan, semuanya asli. Ya meski itu bukan sepatu baru. Namun tetap saja itu asli bukan barang KW, di mana kualitas memang tidak bohong.

Saya baru menyadarinya sekarang, dipenghujung tahun. Sepatu yang saya kenakan berwarna biru yang sudah kondisinya compang-camping masih bisa saya gunakan. Wajar kondisinya seperti itu, lawong sudah cukup lama saya pakai.

Andai saja situasinya seperti dulu, mungkin dalam setahun saya bisa membeli 2 hingga 3 sepatu. Harganya? Pasti di bawah 100 ribu, minimal 80 ribuan lah.

Garansi harga dari sepatu asli

Orang-orang seperti saya sangat jarang membeli sepatu bola atau futsal yang asli yang harganya bisa di atas 500 ribu. Ketimbang membuang uang segitu, mending beli yang bisa tetap dipakai namun dengan harga miring. Hemat adalah pangkal kaya.

Niatnya begitu, namun tetap saja ternyata. Masalah sepatu kw adalah ketahanannya. Mungkin saya saja yang tidak becus memilih bila ada yang memiliki ketahanan luar biasa.

Saya bermain seminggu 2-4 kali dalam seminggu. Dan sepatu yang saya pakai hanya satu, sebelum beberapa waktu lalu, saya kembali dipercayai sepatu asli yang diberikan kepada saya. 

Sepatu asli memang memiliki garansi dari sisi kualitas. Bahkan, tidak perlu langsung dijahit usai beli. Berbeda dengan saya yang baru beli sepatu kw, langsung gass ke tukang jahit sepatu untuk dijahit bagian bawahnya.

Ini yang terbaru, bulan September kemarin

...

Saya mengerti kondisi tiap orang berbeda-beda. Seperti saya sendiri yang tidak berada di level menengah ke atas. Ditambah pemikiran 'pakai yang ada saja kalau bisa, tidak perlu mahal'.

Namun pengalaman yang saya bagikan ini seperti menonjok diri saya sendiri. Mungkin jika saya memiliki uang lebih, saya akan memilih opsi beli sepatu yang asli dengan harga ratusan ribu. Tidak masalah, ada kualitas ada harga.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh