Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Hari Selasa: Beda Emang Rasanya Pakai Sepatu Asli

[Artikel 130#, kategori futsal]  Saya beruntung memiliki dukungan dari beberapa rekan futsal yang sudi menghibahkan sepatunya buat saya pakai. Apalagi sepatu yang diberikan, semuanya asli. Ya meski itu bukan sepatu baru. Namun tetap saja itu asli bukan barang KW, di mana kualitas memang tidak bohong.

Saya baru menyadarinya sekarang, dipenghujung tahun. Sepatu yang saya kenakan berwarna biru yang sudah kondisinya compang-camping masih bisa saya gunakan. Wajar kondisinya seperti itu, lawong sudah cukup lama saya pakai.

Andai saja situasinya seperti dulu, mungkin dalam setahun saya bisa membeli 2 hingga 3 sepatu. Harganya? Pasti di bawah 100 ribu, minimal 80 ribuan lah.

Garansi harga dari sepatu asli

Orang-orang seperti saya sangat jarang membeli sepatu bola atau futsal yang asli yang harganya bisa di atas 500 ribu. Ketimbang membuang uang segitu, mending beli yang bisa tetap dipakai namun dengan harga miring. Hemat adalah pangkal kaya.

Niatnya begitu, namun tetap saja ternyata. Masalah sepatu kw adalah ketahanannya. Mungkin saya saja yang tidak becus memilih bila ada yang memiliki ketahanan luar biasa.

Saya bermain seminggu 2-4 kali dalam seminggu. Dan sepatu yang saya pakai hanya satu, sebelum beberapa waktu lalu, saya kembali dipercayai sepatu asli yang diberikan kepada saya. 

Sepatu asli memang memiliki garansi dari sisi kualitas. Bahkan, tidak perlu langsung dijahit usai beli. Berbeda dengan saya yang baru beli sepatu kw, langsung gass ke tukang jahit sepatu untuk dijahit bagian bawahnya.

Ini yang terbaru, bulan September kemarin

...

Saya mengerti kondisi tiap orang berbeda-beda. Seperti saya sendiri yang tidak berada di level menengah ke atas. Ditambah pemikiran 'pakai yang ada saja kalau bisa, tidak perlu mahal'.

Namun pengalaman yang saya bagikan ini seperti menonjok diri saya sendiri. Mungkin jika saya memiliki uang lebih, saya akan memilih opsi beli sepatu yang asli dengan harga ratusan ribu. Tidak masalah, ada kualitas ada harga.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile