Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tidak Ada Dodol Tape Hari Ini

[Artikel 37#, kategori Amir] Orang baik ini kembali datang setelah lebaran ketiga bersama pasangannya, Minggu malam (14/4). Saya berharap kedatangannya membawa tape dodol yang selalu jadi favorit saya. Ternyata, harapan itu sirna.

Saya pernah ingat dia bilang jika ke Semarang akan membawa jajanan yang menjadi kesukaan saya dari tempat tinggalnya. Tidak perlu diberitahu katanya, pasti dibawa.

Namun kali ini saya kecewa karena ia bukan saja tidak membawanya tapi juga seakan tidak mengingat saya soal itu. Anehnya, dia membawa makanan khas dari tempat tinggalnya untuk pemilik rumah.

Sepertinya saya dimatanya memang bukan siapa-siapa. Dia tahu mana orang yang paling berjasa dalam hidupnya. Ah sudahlah, berpikir positif saja mungkin memang dia lupa dan lagi nggak punya uang saja.

Tidak berubah

Saya pikir sifat pria akan berubah usai ia memiliki pasangan. Ternyata tidak sama sekali. Entah apa yang dialaminya atau si pasangan tidak menyadarinya.

Saya harap ia bisa berubah dan hubungannya dengan pasangannya tetap awet sampai tua. Sedih rasanya ketika masalah sepele akan merusak segalanya.

Satu sisi saya iri saat berharap pasangan, orang lain dengan mudah mendapatkannya. Memang takdirnya ia sebagai orang baik diberi pasangan yang baik.

...

Akhirnya ia kembali dengan terpaksa karena pemilik kamar aslinya segera tiba, Kamis pagi (18/4). Saya ingin menahannya tapi bingung karena sekarang ia bersama pasangannya. Mau tidur di mana coba?

Kalau masih single, bisa numpang di kamar saya seperti dulu saat awal-awal dia ngikutin saya. Sekarang sudah tidak nyaman lagi, baik diri saya yang ingin lebih sendiri maupun dia yang sudah punya istri.

Andai saja saya tidak menolongnya, mungkin garis hidup saya akan berubah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh