Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tidak Ada Dodol Tape Hari Ini

[Artikel 37#, kategori Amir] Orang baik ini kembali datang setelah lebaran ketiga bersama pasangannya, Minggu malam (14/4). Saya berharap kedatangannya membawa tape dodol yang selalu jadi favorit saya. Ternyata, harapan itu sirna.

Saya pernah ingat dia bilang jika ke Semarang akan membawa jajanan yang menjadi kesukaan saya dari tempat tinggalnya. Tidak perlu diberitahu katanya, pasti dibawa.

Namun kali ini saya kecewa karena ia bukan saja tidak membawanya tapi juga seakan tidak mengingat saya soal itu. Anehnya, dia membawa makanan khas dari tempat tinggalnya untuk pemilik rumah.

Sepertinya saya dimatanya memang bukan siapa-siapa. Dia tahu mana orang yang paling berjasa dalam hidupnya. Ah sudahlah, berpikir positif saja mungkin memang dia lupa dan lagi nggak punya uang saja.

Tidak berubah

Saya pikir sifat pria akan berubah usai ia memiliki pasangan. Ternyata tidak sama sekali. Entah apa yang dialaminya atau si pasangan tidak menyadarinya.

Saya harap ia bisa berubah dan hubungannya dengan pasangannya tetap awet sampai tua. Sedih rasanya ketika masalah sepele akan merusak segalanya.

Satu sisi saya iri saat berharap pasangan, orang lain dengan mudah mendapatkannya. Memang takdirnya ia sebagai orang baik diberi pasangan yang baik.

...

Akhirnya ia kembali dengan terpaksa karena pemilik kamar aslinya segera tiba, Kamis pagi (18/4). Saya ingin menahannya tapi bingung karena sekarang ia bersama pasangannya. Mau tidur di mana coba?

Kalau masih single, bisa numpang di kamar saya seperti dulu saat awal-awal dia ngikutin saya. Sekarang sudah tidak nyaman lagi, baik diri saya yang ingin lebih sendiri maupun dia yang sudah punya istri.

Andai saja saya tidak menolongnya, mungkin garis hidup saya akan berubah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat