Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ketika Sarapan di Hotel Tapi Lupa Kalau Tidak Ada Fasilitas Sarapan Saat Pesan Kamar Lewat Aplikasi

[Artikel 20#, kategori Lucu] Seumur-umur nginap di hotel, baru kali ini merasa lucu dan sedikit khawatir saat sarapan pagi. Saya pikir nginap di hotel yang letaknya tengah kota dan label bintang 3 pasti dapat fasilitas sarapan. Namun yang terjadi?

Saya merasa geli sendiri dan tertawa sambil mau nangis juga. Dengan langkah percaya diri turun ke bawah menuju ruang sarapan yang jadi satu sama lobi ini, saya mengambil sarapan. Ambil ini, itu dan duduk dengan wajah kelaparan.

Lalu, saya mengabarin kerabat untuk segera sarapan lewat WhatsApp. Duar... salah satu kerabat yang booking hotel baru kasih tahu jika hotel ini dipesan lewat aplikasi tidak include fasilitas sarapan.

Hahaha.... makanan di piring sudah habis. Ini tinggal mau makan roti. Kenapa baru bilang coba. Padahal di kamar saat ngobrol dengan pemilik rumah, disuruh sarapan aja paginya katanya.

Memang tidak masalah, toh, nanti tinggal bayar saja. Jadi, aman kok. Ya, benar sih. Namun tetap saja ini lucu buat saya yang beberapa kali pernah nginap hotel mewah di Jakarta.

Baru pertama kali mendapatkan pengalaman ini. Haha..saya tidak bisa menyembunyikan senyum sedih saya ketika akhirnya kembali ke kamar.

Ada-ada saja ujian kenikmatan.

...

Akhirnya kami memutuskan menginap di salah satu hotel Jogja setelah tiba Selasa kemarin (23/4). Pemilik rumah seperti biasa, pulang ke kota asal lewat Jogja ketimbang Kota Semarang. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya