Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ketika Sarapan di Hotel Tapi Lupa Kalau Tidak Ada Fasilitas Sarapan Saat Pesan Kamar Lewat Aplikasi

[Artikel 20#, kategori Lucu] Seumur-umur nginap di hotel, baru kali ini merasa lucu dan sedikit khawatir saat sarapan pagi. Saya pikir nginap di hotel yang letaknya tengah kota dan label bintang 3 pasti dapat fasilitas sarapan. Namun yang terjadi?

Saya merasa geli sendiri dan tertawa sambil mau nangis juga. Dengan langkah percaya diri turun ke bawah menuju ruang sarapan yang jadi satu sama lobi ini, saya mengambil sarapan. Ambil ini, itu dan duduk dengan wajah kelaparan.

Lalu, saya mengabarin kerabat untuk segera sarapan lewat WhatsApp. Duar... salah satu kerabat yang booking hotel baru kasih tahu jika hotel ini dipesan lewat aplikasi tidak include fasilitas sarapan.

Hahaha.... makanan di piring sudah habis. Ini tinggal mau makan roti. Kenapa baru bilang coba. Padahal di kamar saat ngobrol dengan pemilik rumah, disuruh sarapan aja paginya katanya.

Memang tidak masalah, toh, nanti tinggal bayar saja. Jadi, aman kok. Ya, benar sih. Namun tetap saja ini lucu buat saya yang beberapa kali pernah nginap hotel mewah di Jakarta.

Baru pertama kali mendapatkan pengalaman ini. Haha..saya tidak bisa menyembunyikan senyum sedih saya ketika akhirnya kembali ke kamar.

Ada-ada saja ujian kenikmatan.

...

Akhirnya kami memutuskan menginap di salah satu hotel Jogja setelah tiba Selasa kemarin (23/4). Pemilik rumah seperti biasa, pulang ke kota asal lewat Jogja ketimbang Kota Semarang. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh