Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Drama Sebelum Futsal Awal Bulan Maret

[Artikel 18#, kategori Lucu] Niatnya bagus. Sebelum ke lapangan futsal, rencananya saya menghampiri sebuah hotel yang menggelar acara launching menu bukber. Sama seperti minggu lalu sebelumnya, segala persiapan sudah semua. Langsung gass naik sepeda ke lokasi.

Selasa sore (5/3), saya sudah tiba di hotel yang dituju. Saya mencari tempat parkir namun sedikit kesulitan karena palang masuk roda dua buat kendaraan yang biasanya mudah saya lalui kali ini benar-benar sulit.

Jadinya, saya tanya ke orang hotel. Di mana saya bisa parkir sepeda saya? Oleh security hotel saya diarahkan ke bagian bawah yang biasanya tempat parkir roda dua. Namun kali ini berbeda karena ada ruang lain yang langsung mengarah ke lift hotel.

Drama dimulai

Dengan rasa percaya diri yang begitu tinggi, saya masuk ke hotel melewati karyawan-karyawan yang ada di pintu lift utama. Saya masuk ke lift lalu menekan nomor lantai yang sangat familiar.

Karena akan futsal, saya sudah bawa baju ganti. Jadinya saat lift sudah ke buka, saya bergegas menuju toilet. Semua tampak rapi dan familiar karena ini bukan kali pertama saya mengunjungi hotel.

Di sini drama terjadi. Usai telepon yang berdering, saya mencoba melihat kembali jadwal acara yang dibagikan oleh marketing hotel.

Lho..lho.... kok tanggalnya bukan hari ini??? Waduh, ini tanggalnya minggu depan ternyata. Wadidaw, saya salah waktu. Antara percaya nggak percaya, lalu bagaimana caranya keluar sekarang?

Beruntung saya hari itu memakai topi. Mungkin bila ini ada dalam adegan di film drama Korea, wajah saya sangat merah. Mau ketawa ngakak tapi masih malu. Ah sial.

Akhirnya pintu lift terbuka juga. Saya kembali melewati orang-orang hotel sebelumnya. Saya pura-pura sambil menyapa bahwa saya mau balik dulu sambil bilang orang rumah nyariin kunci yang saya bawa. Haha.. sial.

Karna kebodohan ini, rencana futsal saya jadi berantakan. Ditambah, rencana makan enak yang seharusnya saya dapatkan karena dari rumah sengaja nggak makan, terpaksa cari makan di angkringan saja. 

Masih ada beberapa jam lagi waktu bermain futsal. Entah saya mau kemana jadinya menghabiskan waktu begini. Selesai makan, saya memutuskan pergi ke Kota Lama saja. Lumayan lama di sana. 

Saya tidak percaya bahwa saya melakukan hal bodoh tersebut hari itu. Sepertinya tidak akan saya lupakan seumur hidup haha...

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh