Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Puasa Tahun 2024, Hujan Sejak Dini Hari


[Artikel 23#, kategori Puasa] Dari sejak saya bangun jam 2 pagi Selasa dini hari (12/3), gerimis sudah menemani. Entah kenapa, hujan tahun ini datang di momen-momen tertentu. Termasuk hari Sabtu kemarin (9/3) yang juga hujan. Seakan menambah alasan saya untuk tidak pergi karena keletihan untuk melihat karnaval Dugderan.

Saya menengok kembali ke tahun sebelumnya di mana puasa tahun 2023 dimulai pada bulan Maret. Rupanya tahun 2024 juga sama bulannya. Hanya bedanya tanggalnya saja. Tahun ini puasa pertama dimulai tanggal 12 Maret atau hari Selasa.

Apakah hari ini futsal? Entahlah, sepertinya tidak. Hingga tulisan ini saya buat, grup WA masih sepi-sepi saja. Apalagi hari ini juga akan kembali ke hotel yang sebelumnya sempat saya datangin tapi malah dapat cerita lucu saja di sana.

Hujan 

Ini adalah tahun kedua keluarga kecil si bungsu berpuasa di rumah. Saya beruntung sudah menuliskan sebelumnya sehingga saya punya catatan untuk info ini.

Meski begitu, saya sahur sendiri saja dini hari tadi. Si bungsu dengan keluarganya membuat saya tidak enakan. Mereka berhak mendapatkan ruang dan waktunya sendiri. Tak perlu cemas memikirkan saya yang terbiasa bangun dini hari dan makan pada waktu subuh-subuh.

Ya, saya sahur lebih awal dari mereka dan sengaja tidak membangunkan si bungsu dan keluarganya. Andai dulu masih sendiri, mungkin saya akan membangunkannya. 

Hujan tidak berhenti hingga pagi hari. Apakah ini semacam berkah, biar langit Ibu Kota Jawa Tengah tetap adem? Saya pikir demikian.

Meski hujan seharian (dari dini hari hingga pagi), ada hal konyol yang terjadi. Saya lupa jika hujannya lama, listrik untuk pompa air akan mati. Saya yang berada di dekat penampungan air untuk menyalakan pompanya terasa bodoh karena pasti tidak akan mengisi airnya.

Ya, pasti tidak bisa nyala. Lawong listriknya jeglek alias mati. Sudah beberapa tahun ini ketika hujan, ada satu saluran listrik yang pasti terpengaruh karna hujan. Untuk menyalakannya butuh waktu dan hujan yang berhenti.

...

Puasa tahun ini saya berharap bisa full. Namun keadaannya memang sulit buat saya. Yah, mari berharap maag tidak datang saat berpuasa. Karena akan dipastikan saya tidak akan puasa khawatirnya.

Selamat berpuasa buat yang menjalankannya. Sehat selalu dan lebih sabar menghadapinya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh