Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Akhir Bulan Maret 2024 Kembali Pergi Ke Jogja

[Artikel 14#, kategori Jogja] Akhirnya mereka kembali seperti yang sudah diberitahukan awal tahun sebelumnya. Namun yang tidak disangka adalah kedatangan mereka lebih cepat dari rencana yang saya bayangkan. Pemilik rumah datang, bersiap dengan waktu yang tidak santai.

Sabtu menjelang siang (30/3), saya kembali ke Jogja menjemput keluarga. Kali ini yang jemput agak lengkap karena si bungsu juga ikutan. Tumbenan, tapi bersyukur jika saya lelah nanti dalam perjalanan, bisa gantian nyetir jadinya. Meski kenyataannya saya tidak terganti.

Bandara Jogja

Semakin sering ke bandara baru Jogja yang jaraknya butuh 2 jam apabila pergi dari pusat kotanya. Sedangkan dari Kota Semarang, saya butuh waktu maksimal 3-4 jam. Tergantung kecepatan di jalan dan macet kendaraan.

Selama perjalanan, semuanya lancar. Meski begitu saya tetap menggunakan peta online sebagai petunjuk jalan. Oh ya, saya punya tips agar hape seperti Zenfone 5 yang suka panas bagian belakangnya ini bisa tetap adem meski dicolokan ke layar mobil.

Buka puasa di Jogja

Setelah menunggu kedatangan, akhirnya kami semua balik ke Jogja. Saya sudah menyiapkan perlengkapan apabila harus nginap nantinya. Untunglah, ternyata tidak. 

Karena sudah sore, kami langsung bergegas mencari tempat untuk berbuka puasa di salah satu tempat andalan pemilik rumah apabila sedang berada di Jogja. Ya, warung makan Cak Koting.

Untung suasananya tidak membludak seperti kebanyakan apabila menjelang berbuka puasa. Masih ada tempat duduk untuk kami dan bahkan, ada yang masih kosong.

Barang ketinggalan

Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan menuju apartemen pemilik rumah. Mungkin karena alasan sedang diperbaiki, makanya kami tidak jadi nginap. 

Namun yang menggelikan adalah kejadian barang tertinggal. Saya tidak tahu harus berkata apa-apa karena bukan saya juga yang melakukannya. Entah kenapa saya tetap salah untuk ini karena dianggap memberi informasi salah. Saya juga bingung dengan kondisi ini.

...

Kami akhirnya tiba kembali di rumah Semarang pada jam setengah 12 malam. Perjalanan yang sangat panjang dan alhamdulillah semua berjalan lancar. Apakah kehidupan saya akan berubah 180 derajat usai kedatangan pemilik rumah?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh