Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan

[Artikel 59#, kategori sepakbola] Euforia Timnas U-23 Indonesia usai lolos babak perempat final di Piala Asia U-23 terus menggelora dan berlanjut usai memulangkan Timnas U-23 Korea Selatan lewat babak adu pinalti. Mari catat sejarah ini.

Sudah setahun lebih tidak menulis tentang sepak bola. Terakhir nulis saat Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Mumpung momentumnya sedang bagus sekarang, sebaiknya saya abadikan saja di blog.

Euforia Timnas

Satu negara sekarang sedang bersuka cita dengan raihan rekor yang diciptakan Timnas U-23 kita karena sukses menembus perempat final pertama kalinya gelaran Piala Asia U-23.

Apalagi semenjak diputuskan lawan berikutnya di perempat final adalah Korea Selatan yang notabene adalah negara pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong.

Lewat drama babak adu pinalti usai tambahan babak extra time yang tidak ada perubahan juga, skornya 2-2, Timnas Indonesia akhirnya sukses mengalahkan Korea Selatan.

Butuh 22 kali penendang untuk bisa lolos, di mana skor akhir pinaltinya adalah 11-10. Arhan sampai 2 kali nendang karena jatah pinalti sudah diputar semua.

Kemenangan ini tentu menjadi tambahan kegembiraan dari yang sudah sebelumnya disorakin (lolos babak grup). Kini, Timnas Indonesia sekali lagi menatap rekor baru lagi apabila bisa lolos babak semifinal dan menuju final.

Kalahkan Timnas U-23 Korea Selatan

Korea Selatan dipandang sebagai tim yang luar biasa karena trak rekornya yang memang keren. Terutama langganan Piala Dunia dan para pemainnya yang sukses di Eropa.

Wajar buat para pemain atau pendukung mengharapkan begitu tinggi saat bisa berhadapan kembali dengan Timnas Korea Selatan meski skalanya umur 23.

Indonesia bahkan dalam 7 pertemuannya semenjak tahun 1991 tidak sekalipun bisa menang melawan Timnas Korea Selatan. Ada momen Timnas kita kena bantai pada tahun 1999 dengan skor 7-0 pada pertandingan kualifikasi Olimpiade saat itu.

Indonesia akhirnya menang perdana di bulan April tahun 2024 dalam lanjutan turnamen Piala Asia U-23. Meski bermain ketat 2-2 dan harus diselesaikan lewat babak adu pinalti, tetap saja yang namanya kemenangan adalah kemenangan.

Hari ini kita boleh sangat bangga dan berharap tinggi pada karir pelatihan STY. Bisakah Indonesia juara? Jika tidak bisa, setidaknya dapat meraih 3 besar yang katanya dapat tiket gratis ke Olimpiade di Paris tahun ini.

📷 Sumber : X/Twitter

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh