Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan

[Artikel 59#, kategori sepakbola] Euforia Timnas U-23 Indonesia usai lolos babak perempat final di Piala Asia U-23 terus menggelora dan berlanjut usai memulangkan Timnas U-23 Korea Selatan lewat babak adu pinalti. Mari catat sejarah ini.

Sudah setahun lebih tidak menulis tentang sepak bola. Terakhir nulis saat Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Mumpung momentumnya sedang bagus sekarang, sebaiknya saya abadikan saja di blog.

Euforia Timnas

Satu negara sekarang sedang bersuka cita dengan raihan rekor yang diciptakan Timnas U-23 kita karena sukses menembus perempat final pertama kalinya gelaran Piala Asia U-23.

Apalagi semenjak diputuskan lawan berikutnya di perempat final adalah Korea Selatan yang notabene adalah negara pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong.

Lewat drama babak adu pinalti usai tambahan babak extra time yang tidak ada perubahan juga, skornya 2-2, Timnas Indonesia akhirnya sukses mengalahkan Korea Selatan.

Butuh 22 kali penendang untuk bisa lolos, di mana skor akhir pinaltinya adalah 11-10. Arhan sampai 2 kali nendang karena jatah pinalti sudah diputar semua.

Kemenangan ini tentu menjadi tambahan kegembiraan dari yang sudah sebelumnya disorakin (lolos babak grup). Kini, Timnas Indonesia sekali lagi menatap rekor baru lagi apabila bisa lolos babak semifinal dan menuju final.

Kalahkan Timnas U-23 Korea Selatan

Korea Selatan dipandang sebagai tim yang luar biasa karena trak rekornya yang memang keren. Terutama langganan Piala Dunia dan para pemainnya yang sukses di Eropa.

Wajar buat para pemain atau pendukung mengharapkan begitu tinggi saat bisa berhadapan kembali dengan Timnas Korea Selatan meski skalanya umur 23.

Indonesia bahkan dalam 7 pertemuannya semenjak tahun 1991 tidak sekalipun bisa menang melawan Timnas Korea Selatan. Ada momen Timnas kita kena bantai pada tahun 1999 dengan skor 7-0 pada pertandingan kualifikasi Olimpiade saat itu.

Indonesia akhirnya menang perdana di bulan April tahun 2024 dalam lanjutan turnamen Piala Asia U-23. Meski bermain ketat 2-2 dan harus diselesaikan lewat babak adu pinalti, tetap saja yang namanya kemenangan adalah kemenangan.

Hari ini kita boleh sangat bangga dan berharap tinggi pada karir pelatihan STY. Bisakah Indonesia juara? Jika tidak bisa, setidaknya dapat meraih 3 besar yang katanya dapat tiket gratis ke Olimpiade di Paris tahun ini.

📷 Sumber : X/Twitter

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat