Pria Tidak Berdaya

[Artikel 83#, kategori Real Madrid] Fans Real Madrid dihadapkan realitas antara sadar diri karena baru dilatih pelatih baru yang seumur jagung atau setuju bahwa PSG sedang bagus-bagusnya usai memenangi Liga Champions untuk pertama kalinya. Dua hal tersebut yang mungkin membuat klub putih ini gagal melangkah ke final turnamen FIFA Club World Cup 2025.
Pelajaran penting buat fans yang ingin melihat Real Madrid langsung ngegas sejak diambil alih Xabi Alonso sebagai pelatih. Memang kemampuan pemain Madrid tidak perlu dipertanyakan, hanya saja sikap mereka yang terlalu jumawa bisa jadi alasan terbesar mereka gagal kali ini.
Dibantai PSG
Los Blancos, sang raja Eropa, kandas di semifinal FIFA Club World Cup 2025 kemarin setelah dibantai PSG dengan skor telak 4-0. Iya, empat gol! Realitas pahit ini bikin kita bertanya: ini gara-gara Xabi Alonso masih hijau sebagai pelatih, atau PSG memang lagi di puncak kejayaan setelah akhirnya angkat trofi Liga Champions pertama mereka? Atau jangan-jangan, sikap jumawa para pemain Madrid yang bikin mereka apes?
Pertandingan yang berlangsung Kamis dini hari (10/7) bener-bener jadi mimpi buruk buat Madridista. PSG, yang kini punya aura raja baru Eropa, main seperti kesurupan. Babak pertama aja udah bikin fans Madrid pengen ganti channel.
Fabian Ruiz ngegas dengan dua gol cepat, ditambah satu lesakan dari Ousmane Dembele yang entah kenapa selalu jadi momok buat Madrid. Lalu, Ramos menambah penderitaan Madrid di babak kedua menjelang akhir pertandingan dengan menambah skor menjadi 3-0. PSG seperti klub monster yang sukses menunjukkan siapa raja terbaru tahun ini.
Ini adalah kegagalan Alonso dalam membangun sistem. Kehilangan Dean Hujsen yang terkena larangan bermain akibat kartu merah saat sebelumnya melawan Dortmund benar-benar menjadi petaka. Diperparah dengan kecerobohan Rudiger dan pemain belakang lain yang banyak melakukan kesalahan saat PSG mencetak gol di babak pertama.
Pendekatan yang dilakukan Xabi Alonso memang tidak berbeda dari pertandingan sebelum-sebelumnya. Namun kali ini Alonso tidak melihat hal detail yang seharusnya mampu diatasi.
Xabi Alonso: Belum Ngeklik?
Xabi Alonso, pelatih anyar yang bikin fans Bayer Leverkusen jatuh cinta, ternyata belum bisa bikin keajaiban instan di Madrid. Pendekatan taktikalnya nggak beda jauh dari laga-laga sebelumnya: penguasaan bola, pressing tinggi, dan serangan cepat.
Tapi, melawan PSG kayak udah baca buku strategi Xabi dari halaman satu sampai akhir. Detail kecil yang biasanya jadi kunci kemenangan, kayak komunikasi di lini belakang atau transisi cepat, malah kacau balau. Apakah ini pertanda Xabi masih butuh waktu buat nyanyi bareng pasukan Los Blancos?
Bukan cuma soal taktik. Lini depan Madrid juga jadi sorotan. Banyak yang bilang, para penyerang masih main egois, kurang chemistry. Entah itu soal umpan yang nggak nyambung atau keputusan buruk di depan gawang, lini serang Madrid kayak band yang main tanpa vokalis. Harusnya, nama-nama besar di depan bisa bikin perbedaan, tapi kemarin? Nihil!
Fans: Antara Sadar Diri dan Harapan
Kekalahan ini jadi pelajaran buat Madridista. Xabi Alonso baru beberapa bulan pegang tim, jadi wajar kalau belum langsung ngegas. Tapi, sikap jumawa pemain yang kayaknya meremehkan PSG jelas bikin kesel.
PSG bukan cuma tim biasa lagi; mereka monster baru yang punya segalanya: taktik, semangat, dan momentum. Madrid? Kayak lupa kalau mereka nggak lagi di puncak takhta Eropa.
Sekarang, tim udah balik ke Spanyol dengan kepala tertunduk. Kabarnya, beberapa pemain masih dikasih jatah libur sebelum kompetisi reguler dimulai. Tapi, sorotan buat Xabi bakal makin tajam.
Keajaiban yang dia bawa di Leverkusen diharapkan bisa nular ke Madrid. Tapi, harapan besar ini jangan sampe jadi bumerang. Fans Madrid terkenal nggak sabaran, dan tekanan buat Xabi bakal makin gede kalau hasil buruk terus berlanjut.
Ke Depan: Apa Solusinya?
Buat Madridista, kekalahan ini bukan akhir dunia. La Liga dan Liga Champions masih panjang, dan Xabi punya waktu buat benahin tim. Lini depan harus lebih kompak, pertahanan wajib lebih solid, dan yang paling penting, sikap jumawa harus dikurangin.
PSG udah kasih pelajaran gratis: di sepak bola modern, nggak ada tim yang bisa menang cuma bermodal nama besar.Jadi, apa kabar Madridista? Masih optimis sama Xabi Alonso, atau mulai ragu? Tulis pendapat kalian di kolom komentar, dan mari kita dukung Los Blancos bangkit! Hala Madrid!
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar