Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ide Sport Tourism Untuk Semarang


[Artikel 13#, kategori wisata] Sport Tourism mendadak kembali dalam pikiran saya saat berkunjung ke salah satu desa wisata yang ada di Semarang, Selasa (3/7) siang. Saat itu, ide ini datang saat melihat sekitar untuk menjadikan lokasi yang saya kunjungi agar menarik perhatian.

Tentang Sport Tourism sendiri tak asing buat saya yang sempat memikirkan ini beberapa tahun lalu, saat kawasan sebelah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) belum ditempati pedagang relokasi Pasar Johar. 

Minat masyarakat memanfaatkan jalanan yang tidak bersentuhan dengan jalan raya dan kawasan MAJT yang begitu ramai saat pagi hari dengan orang-orang berolahraga, saya pikir ide itu muncul di sana.

Pengertian

Sport tourism sendiri bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah wisata olahraga. Namun untuk dimengerti menjadi sebuah kalimat yang menarik, sport tourism (mengutip blog irwanprayitno.wordpress.com) adalah kegiatan wisata yang dipadukan dengan kegiatan olahraga, atau berolahraga sambil berwisata.

Masih dalam blog yang saya kutip dan telah publish tahun 2012 tersebut, sport tourism menjadi dua kategori menurut para ahli, yaitu beriwisata sambil menonton pertandingan olahraga dan berwisata sambil mengikuti acara olahraga.

Sebuah ide sederhana

Saya bicara, maksudnya tulisan ini, tentang ide ini karna kunjungan saya kemarin. Desa yang saya datangi tersebut butuh sentuhan untuk lebih menarik. Mirip-mirip apa yang dilakukan Genpi. Meski jujur, ini hanya sebuah ide. Saya belum bisa melakukannya.

Di Semarang sendiri, saya melihat semakin banyak wisata yang masuk kategori sport tourism ini. Terbaru adalah event MXGP yang dilaksanakan tanggal 6 Juli.

Meski berharap peran bloger ingin dilibatkan, rasanya terlalu sulit beberapa tahun belakangan. Saya pikir kerja keras dan bertemu banyak koneksi sudah sangat bisa. Ternyata masih jadi pekerjaan rumah yang sangat besar untuk terlibat dalam perkembangan kota.

Sport tourism memang tujuannya agar menarik perhatian wisatawan. Dari skala lokal, nasional hingga Internasional, semua memiliki harapan yang sama. Ramai dikunjungi.

Di Semarang apakah ide ini bisa dilakukan, saya masih berpikir panjang. Memang beberapa ide ada yang sudah diterapkan. Salah satunya tempat arena bermain gokart di semarang yang dikategorikan olahraga wisata yang saya lihat dalam buku Travel guide Jateng yang dibuat Tribun Jateng.

...

Saya ingin melihat perjalanan ide saya ini ke depan. Apakah ada kategori wisata di Semarang yang dapat saya bawa menjadi bahan tulisan. Tentu saja, saya maunya ditaruh di blog dotsemarang. 

Soalnya blog ini hanya untuk saya diri sendiri dan kisah kehidupan dibalik layarnya dotsemarang.

Ditunggu saja kalau begitu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya